Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, memicu perdebatan tentang imigrasi yang terjadi saat ini dengan peringatannya kepada umat Islam untuk mempraktikkan agama mereka secara diam-diam atau menghadapi penolakan dari kelompok Islam moderat di Perancis.
Sarkozy menegaskan kembali pernyataan yang dikeluarkannya mengenai perdebatan tentang identitas nasional yang mulai muncul bulan lalu.
Dalam sebuah kolom di koran Le Monde, Sarkozy mengatakan bahwa hasil referendum Swiss menunjukkan betapa pentingnya bagi Perancis untuk menentukan identitasnya.
“Daripada menolak Swiss mentah-mentah, kita harus mencoba memahami apa yang mereka ingin ekspresikan dan apa yang banyak orang di Eropa rasakan, termasuk orang-orang Perancis,” tulisnya.
“Tidak ada yang lebih buruk daripada penolakan.” Dengan merujuk pernyataannya itu kepada umat Islam, ia menulis bahwa bahwa apa pun dapat muncul sebagai tantangan bagi warisan Kristen di Perancis dan nilai-nilai republik akan merupakan “melapetaka yang membawa kegagalan” bagi kelompok Islam moderat di Perancis.
Jajak pendapat menunjukkan ada kegelisahan yang meningkat atas penduduk muslim yang berjumlah 6 juta. Sebuah survei minggu lalu menemukan bahwa 46 persen setuju atas pelarangan pembangunan menara mesjid, sementara 40 persen menentang. Lebih dari 40 persen menentang pembanguan masjid, dibandingkan dengan hanya 19 persen yang mendukung.
Perancis memiliki 64 masjid dengan menara tetapi hanya tujuh yang memiliki tinggi penuh, kata Menteri Dalam Negeri, Brice Hortefeux. (Khilafah.com, 11/12/2009)
sudah terlihat bahwa sarkozy malu akan keberadaan islam di perancis….ini menunjukan bahwa sarkozy benar2 membenci islam dan menganggap islam adalah aib bagi mereka…mungkin sarkozy malu dengan idolanya….ISRAEL..