Jakarta -Kalangan panitia khusus hak angket Bank Century menilai argumentasi dampak sistemik yang dilakukan untuk menyelamatkan Bank Century semakin terbantahkan. Anggota pansus Agun Gunanjar mengatakan tiga pihak telah dipanggil pansus. Dari tiga pihak itu mereka menolak untuk mengatakan Bank Century adalah bank sistemik.
“Dari BPK tidak ada sistemik, dari Burhanuddin Abdullah tidak ada sistemik, dari Anwar Nasution tidak ada sistemik,” kata Agun seusai pemeriksaan Anwar di rapat pansus, Senin (21/12), di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta.
Melihat penilaian itu, Agun mengatakan dirinya semakin yakin proses pengambilan kebijakan yang dilakukan Menteri Keuangan, Sri Mulyani (selaku Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan) dengan mengatakan Century sistemik, terbantahkan. “Argumentasi dia dengan mengatakan sistemik terbantahkan,” kata Agun.
Untuk itu, pansus akan berusaha mengungkap motivasi sesungguhnya kucuran ke Bank Century. “Kita akan selidiki apakah ada penyaluran ke pihak-pihak yang mengambil manfaat,” kata dia.
Dalam pemeriksaan di pansus, Anwar menolak jika dikatakan Century adalah bank sistemik. “Saya kira perlu kita ketahui Century tidak sistemik, karena peran Century kecil sekali,” kata Anwar. Dia mengatakan keyakinannya uang Rp 6,7 triliun yang dikucurkan ke Century digunakan untuk membayar di pasar uang antarbank.
Senada dengan Anwar, Burhanuddin Abdullah mengatakan Century bukanlah bank sistemik. Kata dia, bank-bank sistemik di Indonesia jumlahnya 15. Bank-bank itu adalah bank besar nasional, semisal Mandiri, BRI, BCA, BNI, Danamon, dan Bukopin.
Lima belas bank sistemik itu menguasai industri perbankan sebesar 85 persen. Adapun Bank Century, kata Burhanuddin, adalah bank kecil yang perannya juga kecil.
Pernyataan dua mantan pejabat BI itu menegaskan penilaian hasil audit investigasi BPK. Dalam hasil auditnya, BPK meragukan penilaian dampak sistemik yang menjadi dasar pengucuran Rp 6,7 triliun ke bank itu. (tempointeraktif.com, 21/12/2009)