Tony Blair mengungkapkan kepada sebuah radio Inggris pada tanggal 12/12/2009, bahwa ia “bersedia melibatkan Kerajaan Inggris dalam perang di Irak, padahal ia mengetahui bahwa Baghdad tidak memiliki senjata pemusnah massal”. Ia berkata: “Sehingga untuk tujuan itu diperlukan sekali penggunaan dan penyebaran berbagai argumen yang berbeda-beda”.
Pada tanggal 15/12/2009 AFP melaporkan sebuah tanggapan dari mantan Direktur Penuntutan di Departemen Kehakiman Inggris, Jaksa Agung Ken McDonald yang mengatakan kepada surat kabar The Times bahwa Blair mengambil muka Amerika, dan ia telah menggunakan muslihat yang menimbulkan rasa takut untuk menyeret negara ke dalam perang, serta menipu rakyat Inggris.
Jaksa Agung Inggris, McDonald menegaskan: “Sesungguhnya, hanya karena tujuan berbagi pengaruh dengan Amerika Serikat dalam kasus ini, sehingga ia telah kehilangan akal sehatnya”.
Pengakuan jujur ini menunjukkan bahwa Inggris tidak peduli (menganggap bukan hal buruk) cara-cara penggunaan kebohongan, pembuatan argumentasi batil, dan pengajuan alasan-alasan palsu demi mewujudkan kerakusan imperialisme.
Dalam hal ini, Perdana Menteri mereka sendiri yang telah mengakuinya, sedang Jaksa Agung, Direktur Investigasi dan Penuntutan Inggris menegaskan bahwa ia juga telah mengetahui semua itu, di mana ia menyatakan bahwa alasan itu dilakukan adalah untuk mengambil muka Amerika yang akan berbagi kekuasaan dengan Inggris.
Oleh karena itu, ia telah menipu rakyatnya, dan menipu seluruh dunia bersama dengan si raja pembohong dan penipu, George W. Bush. (kantor berita HT, 20/12/2009)