Deputi Menteri Pertahanan Arab Saudi, Khalid bin Sultan pada tanggal 22/12/2009 mengumumkan bahwa 73 tentaranya meninggal, 26 hilang, dan 470 luka-luka sejak keterlibatannya pada bulan yang lalu (3/11) dalam perang melawan apa yang disebut dengan kelompok pemberontak Houthi di bagian utara Yaman.
Pengumuman ini menunjukkan betapa seriusnya perang ini, serta menunjukan bahwa gerakan Houthi yang sedang bertempur di bagian utara Yaman sejak 2004 mendapatkan dukungan yang membuatnya mampu menghadapi tentara Saudi dan pesawat tempurnya, di samping melawan militer Yaman dan pesawat tempurnya.
Dalam hal ini, Iran telah meminta untuk menjadi penengah langsung antara Yaman dan gerakan Houthi. Namun, Yaman menolaknya, dan menuduh Iran sebagai pendukung gerakan Houthi.
Sementara Amerika tidak mengutuk upaya pemberontakan itu, dan Amerika juga tidak mengumumkan gerakan Houthi sebagai gerakan teroris. Sebaliknya, Amerika justru meminta Yaman untuk kembali pada kesepakatan Doha yang telah ditandatangani oleh Yaman dan gerakan Houthi.
Pada saat yang sama diumumkan bahwa pesawat-pesawat tempur AS turut bersama pesawat-pesawat tempur Yaman membombandir tempat-tempat yang dikatakan sebagai markas al-Qaeda di Abyan, dan membunuh puluhan orang. AS mengumumkan dukungan untuk Yaman dalam memerangi al-Qaeda, yang disebutnya sebagai gerakan teroris, dan AS telah mengirimkan berbagai bantuan dan para pelatih ke Yaman dalam rangka perang melawan Al-Qaeda. Namun anehnya, AS sama sekali tidak menyatakan dukungannya kepada Yaman dalam perang dengan kelompok pemberontak Houthi. (kantor berita HT, 28/12/2009)