Kehadiran Marsilam Tunjukkan Keterlibartan Presiden di Century

JAKARTA—Kehadiran Marsilam Simanjuntak dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) mengindikasikan keterlibatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pengambilan keputusan terhadap Bank Century. Terlebih sampai saat ini belum ada kejelasan pasti tentang status dan peran Marsilam dalam rapat KSSK tersebut.

Direktur Eksekutif Presiden dan Negawaran Center, Johan O Silalahi, berpendapat, baik Presiden SBY maupun Menteri Keuangan Sri Mulyani, sama-sama melempar tanggung jawab tentang posisi dan peran Marsilam dalam rapat KSSK. Saat menggelar konferensi pers yang juga dihadiri Marsilam, kata Johan, Sri Mulyani menyatakan jika posisi Marsilam sebagai utusan resmi presiden terkait jabatan Ketua Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program Reformasi (UP3R).

Namun di sisi lain, Presiden SBY melalui Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, menegaskan, kehadiran Marsilam bukan atas perintah, mandat, atau instruksi dari presiden. Julian pun menyatakan jika kehadiran Marsilam semata hanya sebagai penasehat Menteri Keuangan.

“Kesimpangsiuran posisi Marsilam ini jelas mengindikasikan adanya skandal dalam proses pengambilan keputusan bail out Century,” kata Johan kepada Republika, Ahad (27/12).

“Dan presiden jelas bisa dikatakan terlibat,” sambung Johan. Kendati demikian, Johan mengakui, analisis politik tentu bisa berbeda dengan upaya penyelidikan Pansus Hak Angket di DPR yang saat ini sedang berjalan. Karena itu, Johan menyarankan, Pansus Century harus pandai-pandai merangkai informasi dan keterangan yang disampaikan para saksi yang terlibat bail out Century.

Dikatakan, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI), Boediono, sudah mengakui jika presiden mengetahui proses bail out Bank Century sejak masih ditangani BI. “Sehingga sangat logis kalau presiden juga tahu proses Century di KSSK dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).”

Johan pun menyarankan, SBY hendaknya memberikan keterangan langsung kepada publik sebelum opini tentang keterlibatannya semakin membesar. “Soalnya presiden jelas dirugikan atas opini ini. Dia harus memberikan keterangan langsung sejelas-jelasnya, tanpa juru bicara tentunya,” imbuh Johan.

Terpisah, anggota Pansus Hak Angket Century, Maruarar Sirait, menegaskan, pansus sudah memutuskan untuk memanggil Marsilam guna dimintai keterangannya. Pansus tak ingin segala macam opini dan analisis lebih dikedepankan dibandingkan hasil pemeriksaan saksi di pansus. “Nanti kita lihat apa keterangan dia. Kita akan gali sedalam-dalamnya informasi dari beliau (Marsilam Simanjuntak),” ucap Maruarar.

Dia menambahkan, sangat penting bagi pansus untuk mengklarifikasi keberadaan Marsilam pada rapat KSSK termasuk apa saja pandangannya, masukannya, dan adakah hubungannya dengan pesan presiden. “Intinya kita ingin masalah ini terang. Pansus ingin yakin jika memang nggak ada sesuatu yang ‘istimewa’ dalam rapat KSSK, tapi kalau memang ada yang terlibat ya harus kita ungkap,” tandas Maruarar. (Republika online, 27/12/2009)

3 comments

  1. ya beginilah keadaan negara kita ini,

  2. Jumadi A.Farras

    Mana ada maling yang ngaku maling..? Smua pasti akan saling menutupi satu sama lain. Memang sistem ini sistem gagal.

  3. hehe….
    lempar batu sembunyi otak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*