Serangan Kepada CIA Pukulan Sejarah

Serangan bunuh diri di Afghanistan yang menewaskan tujuh agen CIA menjadi salah satu pukulan paling mematikan yang pernah dialami lembaga intelejen AS itu. Itu adalah sebuah kemunduran yang menyakitkan untuk sebuah badan yang berada di garis depan dalam perang yang dilakukan AS.

Central Intelligence Agency menurunkan bendera setengah tiang di markas yang dijaga ketat di Langley, pinggiran kota Washington. Namun hingga kini mereka belum bersedia merilis nama-nama korban dan di mana mereka tinggal.

“Anda menang dan bahkan nama Anda mungkin tidak diketahui ke sesama Amerika, tetapi layanan Anda sangat dihargai,” Presiden Barack Obama menulis dalam sebuah surat kepada karyawan CIA.

Obama mengatakan, sejak serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat, CIA telah mengalami ujian lebih dari sebelumnya. “Karena operator, plot (pengeboman) telah terganggu, kehidupan Amerika sudah diselamatkan. Sekutu dan mitra kami menjadi lebih aman,” kata Obama.

Meski lebih dari 500 tentara AS dan pasukan koalisi tewas di Afganistan tahun ini, namun serangan bunuh diri hari Rabu lalu menunjukkan tingkat kecanggihan baru bagi kelompok Taliban untuk menyusup ke lembaga yang sangat bertanggung jawab untuk menemukan mereka.

CIA mengatakan, bahwa seorang pembom Taliban berpakaian sebagai seorang tentara Afganistan berhasil menembus pertahanan sebuah pangkalan depan di Khost, provinsi yang sangat penting di dekat perbatasan Pakistan. Pria  itu meledakkan sabuk bahan peledak di dalam sebuah ruangan digambarkan sebagai pusat kebugaran.

“Serangan ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah terlupakan di Langley, Virginia,” kata Jack Rice, seorang mantan agen CIA di Afganistan.

Direktur CIA Leon Panetta menjelaskan, tujuh karyawan CIA tewas dan enam lainnya luka-luka dalam peristiwa itu.
Itu adalah peristiwa tunggal paling mematikan untuk CIA sejak 1983, ketika kaum militan Islam mengebom barak Marinir AS di Beirut, menewaskan 241 orang Amerika dan 58 asal Perancis.

Serangan itu terjadi setelah Amerika Serikat semakin mengandalkan CIA dan kekuatan-kekuatan terselubung lain untuk mengejar sasaran-sasaran strategis. CIA dan pasukan khusus berada di garis depan dalam invasi AS ke Afganistan setelah serangan 11 September. (Kompas.com, 1/1/2010)