HTI Press. Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1431 H, DPD II Hizbut Tahrir Indonesia Purbalingga menggelar Diskusi Publik dengan tema “Century Gate, Momentum Hijrah Menuju Syariah” Ahad, 3 Januari 2010 bertempat di Gedung Haji.
Tepat pkl. 09.00 acara dimulai dengan dibuka oleh MC ust. Mujianto. Dilanjutkan pembacaan kalam illahi dan sambutan oleh Ketua Panitia ust. Jarot Sasongko. Sebelum acara inti yaitu pemaparan materi dan diskusi, KH. Drs. Munir dan KH. Akhmad kamal yang alumnus Muktamar Ulama Nasional 1430 H dipersilahkan memberikan orasi refleksi Hijriah.
KH. Drs. Munir menyampaikan bahwa “Di dunia ini ideologi besar yang mendominasi dunia adalah kapitalisme, sosialisme dan islam, sayangnya Indonesia yang 90% penduduknya muslim tidak mengambil Islam kaffah sebagai aturan hidup, namun justru kapitalisme meski tidak meninggalkan islam sama sekali, sehingga wajar jika kemudian muncul banyak problem termasuk yang terbaru adalah skandal century. Karenanya perjuangan sistem syariah dalam negara Khilafah harus terus dilanjutkan. Menurut beliau, Kehidupan tanpa syariah, seperti hewan dan syariah tanpa Khilafah khayalan (fatamorgana). HTI sudah pas dengan tetap mengusung idealisme ini. Saya terus terang tertarik dengan idealisme HTI. Teruslah berjuang dengan sabar dan konsisten, meski kemana-mana harus ngepit (bersepeda motor), beda dengan koruptor yang pake mobil 1 milyar”.
Pembicara pertama Ust. Singgih Saptadi, MT dari DPD I HTI Jateng memaparkan dengan gamblang tentang betapa penguasa yang ada sekarang lebih berpihak kepada pengusaha (kapital) daripada rakyat. Beliau memberikan contoh : pemberian bailout ke bank Century 6,7 trilyun bisa dilakukan dengan cepat hanya 1 jam, tapi dana recovery gempa Sumbar tidak segera diberikan, itupun hanya 5 trilyun. Mengapa ini terjadi ? Karena menurut mereka kalo melayani pengusaha, mereka akan “kecipratan” duit, beda dengan ngurus rakyat yang malah menghabiskan duit. Ini semua karena asas yang menjadi dasar kebijakan keliru, yaitu kapitalisme/ra’sumaliyah (ra’sun= kepala dan maliyah = uang), jadi yang ada dalam pikiran/kepala penguasa adalah serba materi atau uang. Karenanya menyelesaikan masalah century tidak cukup ganti orang tapi juga asas tadi (kapitalisme) diganti dengan sistem syariah dalam negara Khilafah.”
Adapun pembicara kedua, ust. Amin RH (Ketua DPD II HTI Purbalingga), menyampaikan bahwa Century gate memang masalah rezim yang tidak baik dan juga sistem yang rusak. Karenanya HTI tidak dalam posisi hanya menyalahkan sosok Sri Mulyani, Boediono ataupun SBY. Tapi juga menyalahkan sistem kapitalisme yang terus diberlakukan oleh rezim SBY. Kapitalisme ibarat pabrik, selama pabrik ini belum ditutup maka akan terus memunculkan borok meski sudah gonta-ganti rezim.
Bagaimana HTI mewujudkan sistem dan peminpin yang baik itu ? yang jelas caranya tidak dengan people power atau dengan mengangkat senjata, lanjut beliau. Tapi dengan mengikuti sunnah rasul SAW yaitu, HTI telah menyiapkan seluruh konsepsi yang dibutuhkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik : akidah, sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pendidikan, sanksi hukum, hukum pembuktian, politik luar negeri, dan sebagainya. Kemudian mensosialisasikan fikrah kepada umat Islam baik sipil, militer, birokrat, rakyat, santri, abangan, modern, tradisionalis, dan sebagainya. Kepada mereka inilah fikrah di atas disosialisasikan. Fikrah tersebut lalu dijadikan sebagai fikrah mereka. []
Allah telah mengharamkan riba’ dan menghalalkan sistem syariah. Jadi sekuat apapun bank konvensional tetap akan tumbang tinggal menunggu waktu saja. Karena Yang kekal hanya Allah jadi mengikuti aturan dari Yang Maha Mengetahui adalah WAJIB. mengikuti sistem riba’ ( sistem syetan ) adalah haram