SANA’A–Yaman, Ahad, menyambut baik keputusan AS dan Inggris untuk mendanai polisi kontraterorismenya saat kedua negara itu meningkatkan perang melawan Al-Qaida di negara miskin di Jazirah Arab tersebut. “Setiap bantuan yang diberikan kepada pasukan kontraterorisme Yaman akan disambut baik,” kata seorang pejabat pemerintah yang tak ingin disebut jatidirinya.
“Kami telah mengatakan pada masa lalu bahwa pasukan kontraterorisme masih terbatas jumlah dan peralatannya, sementara pasukan itu hanya berpusat di wilayah ibu kota, dan hanya melakukan sedikit operasi gerak cepat di berbagai provinsi,” katanya. “Kami perlu meningkatkan kemampuan pasukan ini dan memperluas penggelarannya, selain memberinya angkutan udara dan senjata modern,” katanya.
Kantor Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, Ahad pagi, mengungkapkan pemimpin Inggris tersebut dan Presiden AS Barack Obama telah sepakat untuk mendanai polisi kontraterorisme di Yaman. Kedua pemimpin itu juga percaya pasukan pemelihara perdamaian diperlukan guna mengekang kelompok garis keras di Somalia, di seberang Teluk Aden dari Yaman, katanya.
Pejabat Yaman tersebut mengatakan Sana’a juga akan memerlukan bantuan guna memodernkan penjaga pantainya “berkaitan dengan bahaya yang datang dari Somalia”. Obama, Sabtu, menuduh kelompok yang berpusat di Yaman dan memiliki kaitan dengan kelompok Osama bin laden berada di belakang serangan yang digagalkan terhadap satu pesawat AS pada Hari Natal.
Sementara itu Jenderal AS David Petraeus menyelenggarakan pembicaraan di Sana’a dengan presiden Yaman. Obama berjanji akan menjadikan kelompok itu, Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP), bertanggung jawab, dan mengatakan bukti baru ditemukan mengenai tersang pelaku pemboman, Umar Farouk Abdulmutallab.
Abulmutallab dituduh berusaha menghancurkan jet Northwest Airlines yang membawa 290 orang saat pesawat itu mendekati Detroit dengan menghidupkan peledak yang disimpan di pakaian dalamnya. Upaya tersebut gagal ketika ia dihentikan oleh beberapa penumpang lain. (Republika online, 3/1/2010)