SANAA– Yaman, Ahad, membantah laporan oleh media AS yang menyatakan negara itu menandatangani kesepakatan dengan Amerika Serikat guna mengizinkan Washington melancarkan serangan terhadap tempat persembunyian Al-Qaida di wilayah Yaman. “Tak ada kesepakatan dengan Amerika Serikat mengenai ini, dan tak ada rencana yang diusulkan mengenai tujuan ini,” kata Menteri Luar Negeri Yaman Abu Bakr Abdullah Al-Kurbi kepada harian setempat As-Syasiya, dalam satu wawancara.
Menteri Yaman itu mengatakan setiap kerja sama kontraterorisme dengan satu negara asing berkisar seputar intelijen dan pelatihan, bukan koordinasi bagi serangan gabungan. “Yaman memiliki rencana jangka-pendek dan jangka-panjangnya sendiri guna menanggulangi ancaman terorisme yang memerlukan kerja sama intelijen dengan negara-negara di wilayah ini serta negara lain, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa,” kata Al-Kurbi.
Menurut beberapa laporan media AS, Amerika Serikat menyediakan bagi negara Arab tersebut –yang berada di di ujung selatan Jazirah Arab– keterangan intelijen dan kemampuan militer guna membantunya menghadapi ancaman Al-Qaida yang meningkat di negeri itu. Pada Desember, beberapa pejabat Yaman mengatakan serangan terhadap persembunyian Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP) di kabupaten Abyan dan Arhab di provinsi selatan, di sebelah timur-laut Sana`a, membuat 34 gerilyawan tewas dan puluhan lagi ditangkap.
AQAP berikrar akan membalas serangan mematikan tersebut yang dikatakan kelompok itu dilancarkan oleh jet tempur AS, pernyataan yang dibantah oleh Sana`a. Kelompok tersebut juga mengaku bertanggung jawab atas upaya yang gagal pada Hari Natal untuk meledakkan satu pesawat AS.
Sementara itu, seorang pejabat tinggi keamanan Yaman mengatakan laporan mengenai bertambahnya kekuatan kelompok Al-Qaida di negeri itu dibesar-besarkan. Yaman bukan tempat berlindung bagi anggota Al-Qaida, kata Kepala Dinas Keamanan Nasional Yaman Ali Al-Anisi kepada kantor berita milik negara Saba.
Serangan baru-baru ini terhadap Al-Qaida telah menggagalkan serangan yang direncanakan terhadap kepentingan utama di Yaman dan luar negeri, katanya. (Republika online, 5/1/2010)