Kantor Penerangan Hizbut Tahrir di Wilayah Lebanon
No : 1/31
Tanggal : 6 Muharram 1431 H / 22 Desember 2009 M
Keterangan Pers
Presiden Amerika Memberikan Bantuan Militer Sekitar 3 Miliar Dolar, Bersamaan Waktunya dengan Permintaan Presiden Lebanon Akan Bantuan Militer Kepada Presiden AS
Presiden Lebanon Micahel Suleiman selama kunjungannya kepada presiden Amerika, menyatakan bahwa ia meminta dukungan kepada AS dengan tambahan peralatan militer sehingga bisa mempertahankan diri melawan musuh-musuhnya dan bisa menghadapi apa yang dia sebut dengan terorisme. Ia juga meminta pemberian berbagai bantuan ekonomi ke Lebanon dan juga meminta dukungan politis kepadanya…
Tentu saja presiden Amerika berpikir bahwa musuh Lebanon yang disebutkan oleh presiden adalah negara Yahudi. Dan negaranya (AS) adalah pendukung terbesar entitas tersebut. Ia mengetahui apa yang diketahui oleh penduduk Lebanon dan selain mereka yang memperhatikan masalah Lebanon bahwa perlawanan kepada serangan militer Yahudi tidak diserahkan kepada militer yang dimintakan bantuan untuknya oleh presiden Lebanon. Tetapi perlawanan itu diserahkan kepada “perlawanan” yakni kepada Hizbullah. Satu perkara yang diakui oleh berbagai keterangan kabinet yang berdatangan sampai keterangan kabinet yang terakhir. Karena itu, Obama meminta kepada presiden Lebanon dalam kunjungannya itu untuk menghalangi penyelundupan senjata ke Hizbullah untuk menghentikan ancaman kepada Israel. Bahkan bersamaan dengan kunjungan presiden Lebanon itu, Obama memberikan bantuan keamanan kepada Israel yang nilainya mencapai US$ 2,775 miliar. Hal itu untuk tahun kedua sesuai kesepahaman antara Israel dan pemerintah Amerika untuk menaikkan berbagai bantuan pada dekade mendatang sampai US$ 30 miliar.
Sesungguhnya kunjungan tersebut dan pernyataan yang menyertainya menegaskan tradisi terus menerus yang dilakoni oleh presiden-presiden Lebanon sejak puluhan tahun lalu. Yaitu mendekat kepada Amerika Serikat. Jadi presiden Michael Suleiman dari sisi ini tidak mendatangkan hal baru. Tetapi langkah-langkah ini setiap kali menyeru kita untuk menegaskan penolakan kita kepada semua bentuk loyalitas kepada negara-negara Barat dan kebijakan-kebijakannya, apapun yang dikatakan tentang realita entitas Lebanon dan potensinya, karena kesalahan tidak bisa membenarkan kesalahan. Jika munculnya entitas Lebanon telah diputuskan bahwa tidak mampu memiliki keputusan yang independen dan tetap saja keputusannya mengikuti kekuatan yang lebih besar darinya, maka hal itu tida membuat loyalitas kepada negara-negara besar sebagai sesuatu yang legal. Tidak tersembunyi dari seorangpun bahwa meminta bantuan kepada negara imperialis seperti Amerika Serikat tidak mungkin terjadi kecuali disertai syarat-syarat yang menyenangkannya dan demi politik-politik dan tuntutan-tuntutannya.
Barangkali apa yang dinyatakan di dalam pernyataan presiden Lebanon yang menggunakn “perang melawan teroris” untuk meyakinkan presiden Amerika agar memberikan bantuan menegaskan hal itu. Pernyataan presiden itu bukanlah hal baru, karena selama ini ia mengulang-ulang tekadnya untuk memerangi apa yang ia gambarkan sebagai terorisme. Ia menjadikan tekadnya itu sebagai salah satu simbol utamanya. Sebagaimana juga ditegaskan oleh impresi yang diberikan oleh penguasa-penguasa Lebanon sejak bertahun-tahun lalu bahwa mereka selama itu bertekad untuk membuat file-file keamanan dan peradilan dibawah tema “memerangi terorisme”, meskipun file-file itu melanggar undang-undang. Hal itu mendorong kami mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah penguasa Lebanon meminta bantuan dari Amerika benar-benar dengan tujuan untuk memerangi terorisme? Ataukah untuk memerangi apa yang disebutnya sebagai terorisme sebagai permintaan untuk mendukung Amerika dan untuk menyenangkan AS?
obama munafik satu sisi dia memuji Islam di sisi lain dia menghina Islam dengan membantu zionis israel. obama kader ideologi kufur