Temu Mubalighoh Makassar : Refleksi Muharram, Rapatkan Barisan, Kokohkan Ukhuwah, Songsong Khilafah

HTI Press. “Saat ini standar kebahagian keluarga muslim adalah kebahagiaan dunia, yakni ketika terpenuhinya semua kebutuhan materi” Kata Ustadzah Hj.Nur Huda Noor,M.Ag yang disampaikan dalam acara Temu Mubalighoh dengan tema “Refleksi Muharram, Rapatkan Barisan, Kokohkan Ukhuwah, Songsong Khilafah (27/12/09) bertempat di Aula Departemen  Agama kota Makassar. Beliau membawakan subtema tentang potret buram keluarga muslim. Ditambahkan pula oleh beliau bahwa rumahku syurgaku bukan berarti rumah yang lengkap dengan kebutuhan materi, seperti perabot rumah,mobil,dsb akan tetapi bagaimana dalam rumah tersebut terdapat nuansa Islami. Seluruh anggota keluarga yang menjalankan syariat dengan baik dan benar. Suami istri yang saling menghargai dan menghormati, anak-anak yang terdidik dengan didikan Islam. Apalah gunanya rumah mewah tetapi penuh dengan kemaksiatan kepada Allah, tidak mendekatkan diri kepada Allah dibandingkan rumah yang sederhana tetapi penuh dengan nuansa Islam di dalamnya.

Pembicara kedua Ustadzah Sutarti,STP (Aktifis Muslimah HTI Kota Makassar) menjelaskan tentang adanya liberalisasi keluarga muslim, diantaranya liberasi aqidah, perilaku, ekonomi dan berpendapat/pemikiran. Seluruh tatanan kehidupan umat Islam seperti pemerintahan, pendidikan, ekonomi, pidana, sosial budaya telah dihancurkan oleh kafir barat dengan liberalisasi, tinggal institusi keluarga yang merupakan benteng pertahanan terakhir kaum muslim. Penghancuran keluarga muslim dengan cara menyebarkan ide-ide kesetaraan gender, dialog antar agama di mana semua agama itu benar, diperbolehkannya pernikahan beda agama, pergaulan bebas, aborsi, perceraian,dsb semua itu adalah upaya-upaya  maker dari kafir barat untuk menghancurkan tatanan keluarga muslim.

“Melihat kompleksnya permasalahan umat yang dapat menghancurkan kehidupan keluarga muslim ini maka mutlak perlu ada perubahan yang secara fundamental. Realitas masalah yang mendera kaum Muslim tidak mungkin diselesaikan secara individu. Masalah kaum Muslim sangat rumit & kompleks, dan hanya dengan kerja kolektif saja, persoalan ini bisa diselesaikan. Persoalan kaum Muslim yang paling mendasar adalah tidak diterapkannya syariat Islam secara menyeluruh di tengah-tengah kehidupan, dan penyelesaiannya membutuhkan kerja kolektif, sementara syariat Islam tidak bisa diterapkan secara sempurna tanpa adanya khilafah”. Ujar Ustadzah Asryani,ST (DPD I Muslimah HTI Sulsel). Beliau juga menambahkan bahwa jalan menegakkan khilafah adalah dengan thoriqoh umat. Umat harus memiliki kesadaran politik untuk menuntut perubahan ke arah Islam, didukung oleh ahlul quwwah (politisi, militer, orang kaya, tokoh masyarakat, mubaligh/mubalighoh, dsb) melalui pendekatan intensif setuju mendukung penegakkan syariah dan khilafah. Sehingga kekuatan politik yang didukung oleh berbagai pihak ini tak terbendung lagi dan menginginkan agar segera diterapkan syariah dan khilafah.

Diakhir acara moderator Ustadzah Indo Etung,SE mengajak kepada para peserta temu mubalighoh agar merapatkan barisan dan memperkokoh ukhuwah untuk menolak sistem kapitalisme yang nyata-nyata telah merusak keluarga muslim saat ini dan kembali kepada sistem Islam secara kaaffah dalam naungan khilafah. Panitia juga memberikan hadiah kepada sepuluh orang peserta yang datang lebih awal dan tiga orang penanya. Dan tentunya acara ini sangat antusias diikuti oleh para mubaligoh kota Makassar, para dosen/guru agama. [LI MHTI Sulsel]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*