Obama: AS Tidak Akan Pernah Mengirim Pasukan Ke Yaman Dan Somalia

Presiden AS, Barack Obama membantah niat pemerintahnya untuk mengirim pasukan ke Yaman dan Somalia untuk memerangi al-Qaeda. Obama menilai bahwa organisasi al-Qaeda di Yaman telah menjadi masalah yang lebih serius.

Obama mengatakan dalam sebuah wawancara dengan majalah People, sebagai tanggapan tentang kemungkinan intervensi militer AS di Yaman dan Somalia, “Saya tidak punya niat untuk menggelar tentara Amerika di kedua wilayah ini.”

Namun ia kembali mengatakan, “Hanya saja, aku punya niat untuk bekerjasama dengan para mitra internasional kami di daerah-daerah di seluruh dunia yang tidak ada hukum, guna memastikan bahwa kami sangat menjaga integritas rakyat Amerika.”

Ancaman Lebih Serius

Dalam hal ini, presiden AS tersebut mengatakan bahwa “Kami telah mengetahui sepanjang tahu ini, al-Qaeda di Yaman telah menjadi masalah dengan ancaman lebih serius. Sehingga sebagai konsekuensinya, kami telah membentuk kemitraan dengan pemerintah Yaman untuk memburu kamp-kamp pelatihan dan sel-sel teroris.”

Ia menambahkan bahwa “Hal yang sama berlaku juga untuk Somalia, dimana terdapat banyak wilayah yang tidak tunduk kepada kontrol pemerintah, sementara al-Qaeda sedang mencoba untuk memanfaatkannya.”

Sebagaimana ia juga menegaskan bahwa “Wilayah perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan tetap menjadi basis bagi al-Qaeda, kepemimpinannya, dan sekutu mereka para ekstrimis.”

Presiden AS ini mengatakan bahwa al-Qaeda di Jazira Arab yang bermarkas di Yaman telah melakukan pelatihan, penyiapan dan pengarahan terhadap seorang warga Nigeria,  Umar al-Faruq Abdul Muththalib yang dituduh telah mencoba untuk meledakkan sebuah pesawat penumpang AS yang sedang dalam perjalanan menuju Detroit pada 25 Desember tahu lalu.

Peningkatan Kerjasama

Para pejabat tinggi Amerika mengatakan bahwa mereka sedang mencari cara untuk meningkatkan kerjasama militer dan intelijen negaranya dengan Yaman untuk menghabisi al-Qaeda di negara itu.

Dalam hal ini, Panglima Pusat Komando AS, David Petraeus mengadakan pertemuan dengan Presiden Yaman, Ali Abdullah Shaleh di Sana’a sepekan yang lalu, dan diskusi keduanya fokus pada masalah peningkatan kerjasama keamanan, militer dan ekonomi.

Petraeus mengatakan bahwa negaranya berencana meningkatkan pendanaan untuk bantuan keamanan kepada Yaman, yaitu dari 70 juta dolar tahun lalu menjadi minimal 150 juta dolar pada tahun ini. (mediaumat.com, 11/1/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*