Teheran – Tewasnya seorang ilmuwan nuklir Iran, Ali Mohammadi Massoudi akibat ledakan bom Selasa (12/1/2010) kemarin memunculkan banyak spekulasi. Iran menuding Amerika Serikat dan Israel sebagai dalang di balik pengeboman tersebut.
Tudingan tersebut datang dari kabinet Iran yang menyatakan bahwa agen Amerika Serikat berada di belakang pembunuhan. Juru bicara kementerian luar negeri Ramin mengatakan, keterlibatan AS dan Israel sangat kuat dalam aksi pembunuhan tersebut.
“Tanda-tanda segitiga kejahatan oleh rezim zionis, Amerika dan tentara bayaran di Iran dalam insiden teroris ini,” kata Ramin, seperti dikutip dari reuters, Rabu (13/1/2010).
Namun hal tersebut langsung dibantah AS. “Tuduhan keterlibatan AS tak masuk akal,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri di Washington.
Sumber di Barat mengatakan, Mohammadi adalah seorang profesor fisika, yang dekat dan bekerja sama dengan Mohsen Fakhrizadeh-Mahabadi dan Fereydoun Abbassi-Davani. Keduanya adalah orang yang dikenakan sanksi PBB karena dicurigai bekerja pada pengembangan senjata nuklir.
Badan nuklir PBB sedang menyelidiki program nuklir Iran, yang diklaim oleh Teheran diperuntukkan bagi pembangkit listrik dan bukan untuk membangun bom nuklir.
Juru bicara Iran’s Atomic Energy Organization, Ali Shirzadian mengatakan, Mohammadi tidak memainkan peran penting dalam kegiatan organisasi pusat sengketa program nuklir.
“Daftar publikasi Mohammadi menyebutkan di situs web Universitas Teheran mengusulkan spesialisasi nya tentang teori fisika partikel, bukan energi nuklir,” kata Profesor Barat.
Sebelumnya, Mohammadi tewas di bagian utara ibukota karena ledakan sebuah bom di sepeda motornya ketika meninggalkan rumahnya. Dugaan pengeboman tersebut didasarkan adanya bekas noda darah, pecahan kaca dan sampah lainnya di lokasi yang tidak nampak seperti orang yang meninggal biasa. (detik.com, 13/1/2010)