Jakarta – Mantan Wapres Jusuf Kalla menilai kondisi pada saat penyelamatan Bank Century November 2008 lalu tidak ada kepanikan. Hal ini disebabkan karena penjaminan dana nasabah oleh LPS sudah dinaikkan dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar.
“Tidak ada kepanikan waktu itu,” tegas Jusuf Kalla dalam rapat dengan pansus Bank Century di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (14/1/2010).
Menurut JK, dirinya ketika itu memang menolak penjaminan penuh dana nasabah. Penjaminan dana nasabah atau blanket Guarantee Rp 2 miliar sudah mencapai 99 persen dari seluruh nasabah perbankan.
“Rp 2 miliar itu sudah membuat ekonomi tidak panik karena 99% sudah terjamin,” tegas Kalla lagi.
Kalla juga menegaskan, penjaminan penuh tidak diperlukan karena ia meyakini dana nasabah tidak akan keluar dari Indonesia. Dana-dana nasabah itu hanya akan mengalami perpindahan bank.
“Blanket guarantee itu untuk menjaga rupiah, Rupiah tidak kemana-mana, hanya berputar-putar, pindah bank,” imbuhnya lagi.
Pernyataan JK ini sekali lagi berbeda dengan pernyataan mantan Gubernur BI Boediono yang menyatakan pada akhir 2008, terjadi kekeringan likuiditas karena aliran dana keluar dan antar bank berhenti saling meminjamkan.
“Ini situasi krisis di mana semua harus direspons dengan cepat. Oleh sebab itu, situasinya modal keluar dari Indonesia, meski terjadi banyak negara berkembang, tapi Indonesia paling parah salah satunya karena negara sekeliling kita blankeet guarantee , penjaminan penuh bagi simpanan,” paparnya.
Indonesia ketika itu memilih tidak menerapkan penjaminan penuh dan hanya menaikkan batas penjaminan simpanan nasabah dari Rp 100 juta menjadi Rp 2 miliar.
“Ini sangat membuat aliran dana keluar kita lebih besar dari negara lain. Akibatnya kurs melonjak. Ini satu indikasi situasinya tidak normal,” tegas Boediono dalam rapat dengan Pansus Bank Century pada 22 Desember 2009 lalu. (detik.com, 14/1/2010)
inilah dampak karena sistem perbankan kita menggunakan sistem ribawi. jangan ragu lagi untuk menerapkan sistem islam di negara kita.