HAITI-Presiden Haiti, Rene Preval, mengatakan ribuan orang dikhawatirkan meninggal menyusul gempa bumi hebat yang menghancurkan ibukota Port-au-Prince. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan kepala misi PBB di Haiti bersama wakilnya termasuk diantara lebih seratus staff yang masih belum diketemukan hingga sekarang.
Gempa berkekuatan 7 Richter yang terjadi pada hari Selasa merupakan yang terkuat yang pernah menghantam Haiti dalam dua abad terakhir. Perdana Menteri Jean-Max Bellerive mengatakan kekhawatirannya kepada jaringan CNN bahwa sedikitnya 100 ribu tewas dalam bencana ini.
Palang Merah mengatakan sekitar tiga juta orang menjadi korban. Uskup Agung Port-au-Prince, Monsignor Joseph Serge Miot, dilaporkan di antara mereka yang tewas. Dalam wawancara pertama sejak gempa terjadi, Presiden Preval mengatakan kepada harian Miami Herald di Amerika bahwa ia khawatir ribuan orang telah tewas.
Ia menggambarkan suasana di ibukota sebagai tak terbayangkan dan menambahkan: ”Gedung parlemen ambruk. Kantor pajak hancur. Gedung sekolah runtuh. Rumah sakit luluh lantak. Banyak sekolah dipenuhi dengan mayat di dalamnya.”
Penjara terbesar di Port-au-Prince juga ambruk dan jurubicara program kemanusiaan PBB mengatakan adanya laporan narapidana yang melarikan diri. Beberapa negara termasuk Amerika, Inggris dan Venezuela sedang bersiap untuk mengirimkan bantuan mereka.
Berbicara di Washington, Presiden Obama berjanji akan memberikan bantuan sepenuhnya untuk Haiti yang disebutnya mengalami bencana yang tak terperi. Ia mengatakan telah memerintahkan sebuah upaya penyelamatan yang cepat, rapi dan agresif dan bahwa tim bantuan pertama Amerika akan mendarat dalam beberapa jam lagi.
Kapal induk USS Vincent dan beberapa kapal lebih kecil lainnya diperkirakan akan mencapai Haiti dalam beberapa hari mendatang. Rajiv Shah dari badan bantuan pembangunan internasional, USAID, mengatakan tim mereka sedang dalam perjalanan ke Haiti dengan membawa peralatan khusus dan beberapa upaya pertolongan telah mereka berikan di lapangan.
Bantuan internasional
Gempa bumi yang berpusat sekitar 15 km arah barat-daya Port-au-Prince diikuti oleh dua gempa susulan tercatat 5,9 dan 5,5 pada skala Richter. Pejabat PBB mengatakan sedikitnya lima orang tewas ketika gedung bertingkat lima yang menjadi markas PBB di Port-au-Prince ambruk dan 200 staffnya masih belum diketemukan hingga sekarang.
”Sekitar 115 hingga 200 pegawai PBB belum diketemukan,” kata Elizabeth Byrs, jurubicara kantor PBB untuk urusan kemanusiaan kepada AFP. Sekjen PBB Ban Ki-moon membenarkan bahwa Hedi Annabi, kepala misi PBB untuk Haiti asal Tunisia, dan wakilnya masih belum diketemukan.
Ia mengatakan pantauan udara menunjukkan Port-au-Prince telah hancur dihantam gempa walau daerah lain relatif mengalami kerusakan yang tidak berarti. Sambil menekankan diperlukannya bantuan besar-besaran dari luar, Ban mengatakan PBB akan dengan segera menyumbang $10 juta yang diambil dari dana bantuan daruratnya.
Bandara di Port-au-Prince dan sebuah pangkalan logistik PBB sudah berfungsi kembali sehingga memungkinkan bantuan untuk masuk. Militer Brasil mengatakan 11 anggota pasukan perdamaian asal Brasil tewas dan sejumlah besar lainnya belum diketemukan.
Cina sementara itu memperkirakan delapan anggota pasukan perdamaian mereka tewas dan sepuluh lainnya hilang. Sementara Jordania mengatakan tiga anggota pasukan perdamaian mereka tewas. (republika.co.id, 14/1/2010)