Hari ini, 16 Januari tahun lalu, karena kewalahan menghadapi perlawanan kaum Muslim Palestina akhirnya Zionis Israel meminta gencatan senjata. Hal itu dilakukan setelah selama 22 hari penuh, siang dan malam institusi teroris itu membantai warga Gaza.
Sehingga, berdasarkan catatan PBB, 1409 warga Palestina tewas, 1172 di antaranya adalah warga sipil termasuk 342 anak-anak dan menghancurkan sebagian besar infrastruktur sipil termasuk rumah sakit, sekolah, masjid, rumah warga, pos polisi, dan kantor PBB.
Pembantaian yang dinamakan Israel sebagai Operation Cast Lead tersebut jelas melanggar hukum perang dan hukum humaniter internasional. Berbagai testimoni serdadu Israel yang dikumpulkan oleh organisasi veteran Israel, Breaking the Silence, mengungkap tentang penghancuran ratusan masjid dan rumah tanpa ada tujuan militer sama sekali, bombardier gas fosfor ke area-area berpopulasi padat, pembunuhan terhadap warga sipil tak berdosa dengan senjata api kecil, penghancuran hak milik pribadi, dan penembakan membabi buta tanpa maksud yang jelas.
Demikian ungkap Direktur Voice of Palestine Mujtahid Hashem dalam konferensi pers yang digelar Jum’at (15/1) sore di Sekretariat Voice of Palestine di Pasar Minggu, Jaksel.
Konferensi pers tersebut dihadiri pula oleh Ketua Forum Kebangkitan Islam Hassim Dalil, Wahyu Iwa Sumantri dari Al Aqsha Working Group, Hisyam Sulaiman dari SMIQ, dan Ketua KISPA Ferry Nur.
Alih-alih membantu 1,5 juta warga dari blokade Israel, papar Ferry Nur, pemerintah Mesir malah memperkuat blokade tersebut dengan tembok baja di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Lempengan baja tersebut setinggi 18 m persegi. Dengan bantuan penuh dari AS, Perancis dan Israel, saat ini Mesir sudah merampungkan 5,4 Km dari 10 Km yang direncanakan, dengan kedalaman fondasi 30 m dan lebar dinding 50 cm serta dilengkapi detektor.
Hal itu dilakukan, dengan harapan agar warga benar-benar terisolasi. Lantaran selama ini mereka dapat keluar masuk Mesir-Gaza melalui lubang ‘tikus’ yang dibuat di bawah tembok tersebut untuk memperoleh pasokan kebutuhan pokok.
Untuk mensikapi kekejian yang dilakukan Mesir karena telah tunduk dengan keinginan penjajah kafir tersebut maka ormas yang konsern menyuarakan pembebasan Palestina tersebut mengundang kaum Muslim untuk melakukan aksi damai tolak pembangunan tembok baja Gaza-Mesir pada Ahad 17 Januari 2010.
Bagi yang berminat diharapkan telah berkumpul di Bunderan Hotel Indonesia pada pukul 09.00 WIB. Kemudian longmarch ke Kedutaan Besar Mesir untuk mendesak pemerintah Mesir agar menghentikan tindakan kejinya.(mediaumat.com, 16/1/2010)
Pemerintah Mesir, kali ini menunjukan puncak kepengecutannya…
Namun para pejuang Syariah dan Khilafah akan smakin terpacu daya juangnya…