Hari minggu tanggal 3 Januari 2010 HTI Chapter Kampus UGM Yogyakarta mengadakan kegiatan Small Circle Group Discussion (SCGD) jilid ke 2. Pada agenda tersebut tema yang diangkat oleh panitia adalah “Penyelesaian Korupsi dengan Membangun Kepemimpinan yang Kuat Berdasarkan Syariat Islam”. Acara tersebut dihadiri oleh para tokoh dan mahasiswa UGM, adapun tokoh yang hadir berasal dari instansi yang berbeda diantaranya ada yang dari perwakilan Yayasan Al Islam, MUI Kota Yogyakarta, perwakilan dari Sekolah Tinggi Teknololgi Nuklir Batan serta ada yang dari pihak guru.
Adapun yang menjadi pembicara dalam acara tersebut adalah Taufik Hidayat,SEI dan Suswanta, M.Si. Pembicara pertama yakni Taufik Hidayat, SEI menjelaskan tentang Mengkritis Kebijakan Perbankan dalam Perspektif Islam. Pembicara pertama meninjau sistem perbankan di Indonesia dari beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis perbankan diantaranya:
1. Biaya krisis yang mahal.
Dalam hal ini Taufik Hidayat menjelaskan di dalam sistem perbankan ada sebuah persepsi biaya krisis (bail out) lebih murah, jika dibandingkan dengan membiarkan perbankan kolaps hal ini bisa menyebabkan dampak ekonominya akan lebih besar.
2. Adanya penyelewangan dana penyehatan perbankan.
Hal ini bisa terjadi karena disebabkan lemahnya kinerja BPPN (Badan Pengawas Perbankan Nasional), penyebab lainnya karena tidak adanya jeretan hukum bagi para bankir / pengusaha nakal yang melarikan dana penyehatan untuk perbankan. Bahkan setelah mereka melarikan dana bantuan tersebut mereka lebih sering membuat Bank baru dengan berlepas tangan dari suatu Bank yang mengalami kolaps.
3. Adanya Intervensi IMF dalam perbankan. Contohnya kasus BLBI dimana intervensi IMF sangat kuat di dalamnya.
Dari sistem perbankan yang buruk inilah pada akhirnya rakyat juga yang akan menjadi korbannya. Dimana beban dalam proses penyehatan perbankan yang mengalami kolaps diberikan pada rakyat, demikian penjelasan dari pembicara pertama.
Adapun pembicara kedua Suswanta, M.Si menjelaskan tentang memilih pemimpin yang kuat berdasarkan syariat Islam. Menurut pemaparan beliau pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang amanah terhadap tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin. Dan pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang selalu mengutamakan syariat Islam sebagai sandarannya dalam pengambilan suatu kebijakan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak (rakyat), serta pemimpin itu mau menerapkan syariat Islam secara kaffah dengan penuh keikhlasan semata-mata untuk menggapai ridho Allah SWT.
Krisis kepemimpinan yang terjadi di Indonesia juga diakibatkan penerapan sistem yang salah, dimana sistem demokrasi telah menunjukkan tidak mampu lagi melahirkan seorang pemimpin yang amanah. Sehingga jika pemimpinnya sudah tidak amanah maka korupsi pun akan semakin merajalela, demikian penjelasan dari Suswanta, M.Si.
Para peserta sangat antusias terhadap acara tersebut, di sesi acara diskusi mereka memanfaatkannya untuk bertanya kepada pembicara guna untuk lebih memahami pemahaman mereka. Di akhir acara semua peserta sepakat bahwa untuk menuju perbaikan yang lebih baik di Indonesia maka harus ganti rezim ganti sistem. Dan mereka sepakat bahwa hanya dengan syariat Islam lah problematika di Indonesia bisa teratasi secara tuntas. Dengan penerapan syariat Islam secara kaffah para peserta yakin akan melahirkan sosok pemimpin yang amanah.[]
Allahu akbar.. semoga HTI chapter kampus bisa diadakan di kampus-kampus lain di Indonesia untuk membangun kesadaran dan intelektualitas civitas academica akan Syari’at Islam…