Jakarta – Sekitar 30% perangkat teknologi dan jaringan telekomunikasi yang digunakan di Indonesia kabarnya merupakan produk buatan Israel. Meski sempat dilarang masuk, namun Indonesia tetap tak berdaya menahan serbuannya.
Kepala Pusat Informasi Depkominfo Gatot S Dewa Broto, mengakui pemerintah Indonesia kesulitan untuk menahan masuknya produk asal Israel. Sebab di era globalisasi saat ini perangkat telekomunikasi buatan vendor negara tertentu belum tentu diproduksi oleh negara itu sendiri.
“BlackBerry, misalnya, tidak selalu diproduksi oleh Research in Motion di Kanada. Tapi bisa juga di negara lain seperti Meksiko dan Hungaria. Termasuk juga perangkat Israel yang masuk ke Indonesia. Bisa saja menggunakan nama Amerika,” jelasnya pada detikINET, belum lama ini.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 52/2002 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi dan Undang-Undang Telekomunikasi No. 36/1999, memang tidak disebutkan secara spesifik larangan asal negara dari perangkat telekomunikasi yang digunakan di Indonesia.
Meski demikian ditegaskan, kerja sama dengan negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik melanggar Pasal 21 UU No. 36/ 1999.
Berdasarkan aturan itu, Menkominfo Tifatul Sembiring sebelumnya pernah mengancam akan mencabut izin operator yang terbukti bekerja sama dengan Israel. Termasuk untuk tidak menggunakan perangkat-perangkat dari negara tersebut.
“Operator telekomunikasi sebaiknya menggunakan sense of crisis agar tidak menimbulkan gejolak publik,” saran Gatot.
Gatot sendiri mengaku tak tahu pasti jumlah persentase perangkat teknologi dan jaringan telekomunikasi dari Israel yang telah masuk ke Indonesia melalui nama produk yang dikemas negara lain.
Namun berdasarkan investigasi para pegiat telekomunikasi “grass root” di lapangan, jumlah perangkat Israel yang telah digunakan operator telekomunikasi di Indonesia cukup banyak.
“Dari riset yang kami lakukan, sudah ada 30% produk Israel yang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah Shiron dan Gilat dalam perangkat VSAT,” kata Barata Wisnuwardhana, salah satu pegiat telekomunikasi.
Perusahaan asal Israel lain yang sempat mau masuk ke Indonesia adalah Alvarion yang
digandeng oleh PT Abhimata Cipta Abadi untuk perangkat Wimax di spektrum 3,3 GHz.
Meski demikian, kabarnya Abhimata membatalkan kerjasama itu sejak Menkominfo menyuarakan larangan itu.
Perangkat afiliasi Israel lain yang juga diributkan akan masuk ke Indonesia adalah operating system software dan billing system software milik Convergys dan Amdocs. Kedua vendor perangkat ini tengah ikut tender di Telkomsel.
Namun belakangan Kedutaan Besar Amerika Serikat mengklarifikasi bahwa Amdocs merupakan produk buatan negaranya, dan bukan dari Israel. (detikinet.com, 19/1/2010)