TANJUNG, HTI Press – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) DPD II Tabalong minggu (25/1) kemarin menggelar Halqah Islam Peradaban (HIP) ke 6 yang dilaksanakan di Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tabalong, tepatnya beralamatkan di Komplek Stadion Bersinar Pembataan Tanjung.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya itu, untuk kali ini bertemakan refleksi 2009 perspektif politik, ekonomi dan dakwah. Dengan pembicara yang telah dirancang jauh-jauh hari, diantaranya adalah Firman Yusi Direktur Positif Kalimantan, KH Abdul Wahab Syahrani Pimpinan KMI Pondok Pesantren Ibnu Mas’ud Kandangan, dan Hidayatullah Muttaqin M Si Anggota Lajnah Mashlahiyah DPP HTI. Namun, sangat disayangkan kedua pembicara dari ketiga yang sengaja dihadirkan tidak dapat memenuhinya, dikarenakan berbagai kesibukan yang tidak dapat ditinggal. Sehingga, digantikan Gusti Orrin Prayudi Wardhana Ketua DPD II Tabalong dan Drs H Ahmad Bakhith mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Tabalong.
Sedikit pemaparan untuk mengawali acara yang diberikan Dodik (host) kepada para ustad dan pemerhati umat pun, menjadikan suasana gedung MUI menjadi semakin menarik. Dikarenakan, ketiga pembicara yang diambil dari sudut berbeda profesi menceritakan berbagai kerusakan umat, baik dari segi pribadi, kelompok dan Negara.
Berkaitan dengan tema refleksi 2009, yang dimaksudkan panitia adalah mengingat kembali seluruh kejadian di tahun 2009, yang banyak problematika umat yang terjadi. Menurut KH Abdul Wahab mengawali pembicaraan dengan mengangkat tentang agama sesat yang sengaja dibentuk untuk menghilangkan kosentrasi kaum muslim untuk membentuk satu kepemimpinan. Pasalnya dengan adanya agama yang menyesatkan, banyak kaum muslim yang disibukkan dengan umat yang tidak mengetahui ilmu terjebak. “Coba ada Khilafah orang seperti itu diperingati tiga hari. Kalau tidak dikrek,” terangnya, sambil mencontohkan orang yang dipenggal kepalanya.
Sementara itu, Drs H Ahmad Bakhith mengungkapkan permasalahan pendidikan yang dapat membentuk pemikiran yang dapat membentuk generasi kedepan. Dikatakannya, pendidikan yang dibentuk baik dalam ruang lingkup formal sekaligus, tidak dapat membantu perkembangan generasi menjadi lelih baik. Dikarenakan, nilai-nilai agama yang ditanamkan hanya sebagai pelengkap saja, untuk memenuhi kurikulum. Ditambah lagi, permasalahan lainnya yang menyebabkan rusaknya umat dari dalam maupun dari luar yang menjadikan umat jauh dari pandangan islam. Selain itu, mengenai partai politik Islam yang duduk di parlemen, dikomentarinya, juga belum dapat membantu. Disebabkan apa yang menjadi ideologinya masih ikut terhadap ideologi kapitalisme.
Menyambung apa yang diungkapkan Drs H Ahmad Bakhith, Gusti Orrin Prayudi Wardhana memberikan gambaran mengenai permasalahan yang terjadi. Diceritakannya, mengapa adanya sistem pemerintahan tanpa adanya agama yang sekarang disebut dengan sistem kapitalisme. Jelasnya, berawal adanya permasalahan umat nasrani yang dipimpin oleh kaum gerejawan yang didukung kerajaan, dengan para ilmuwan yang menemukan berbagai penemuan, dan ditolak para gerejawan. Disebabkan apa yang diungkapkan kaum gerejawan tidak sesuai dengan fakta pemikiran yang maju, maka system pengurusan Umat Nasrani akhirnya tidak menggunakan agama sebagai peraturan agama. Dan itu sampai sekarang, sehingga dapat maju dan berkembang.
Namun berbeda dengan Islam, lanjut Gusti Orrin, umat Islam kebalikan dari Nasrani, Islam memiliki berbagai keilmuan yang menjadi umat menjadi maju dan berkembang. Baik kepengurusan umat atau politik, ekonomi dan lainnya yang menyebabkan umat pada saat itu memiliki Khalifah di Negara Khilafah menjadi umat yang sangat dimuliakan.
“Jadi kemunduran umat Islam sekarang, karena jauhnya umat dari agamanya sebagai kepengurusan kehidupannya,” pungkasnya.
Sekedar informasi, peserta yang hadir pagi hari itu, bnyak dari kalangan penting lainnya. Diantaranya, Ketua MUI Tabalong H Akmad Rasyidi Amin Lc, Ketua Partai Golkar Tabalong Yazidi Haya, dan beberapa ustad – ustadzah. (mr-100)
alhamdulillah hip nya sukses walau pun dua pembicara berhalangan hadir
Mantap… Dakwah Syariah dan Khilafah di Tabalong semoga semakin berkibar. Hemmmm Kapan saya bisa ke sana lagi ya…???