Sarasehan Tokoh Muslimah III Kota Yogyakarta: Jalin Ukhuwah Menuju Ketahanan Keluarga
HTI Press- Keluarga sebagai tempat pertama dan utama pencetak generasi bangsa. Jika keluarga mampu mencetak generasi berkualitas cemerlang, maka akan membawa bangsa kepada kejayaan. Ironisnya, jika kita lihat generasi yang dihasilkan saat ini adalah generasi berkualitas rendah. Kemiskinan yang terjadi secara sistemik memaksa perempuan meninggalkan anak-anaknya untuk bekerja. Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dipandang muncul karena kedudukan ekonomi wanita lebih rendah dalam keluarga, mendorong para ibu untuk menyejajarkan kedudukan ekonominya dengan berlomba menghasilkan materi. Kepemimpinan dalam rumah tangga pun dipermasalahkan, wanita yang berusaha taat kepada suaminya dianggap sebagai korban dari budaya patriarki yang harus dihapuskan. Berbagai persoalan keluarga ini akhirnya menempatkan anak sebagai korban.
Generasi yang pendidikannya terabaikan inilah yang akhirnya memunculkan fenomena pergaulan bebas, hamil diluar nikah, aborsi, penyalahgunaan narkoba dan sederet kriminalitas lain dikalangan remaja. Padahal, ditangan merekalah tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini akan diserahkan. Tentu kita tidak menginginkan bangsa yang dipimpin oleh generasi yang rusak dan berkualitas rendah.
Persoalan ini sudah parah dan tersistemik sehingga tidak bisa jika hanya diselesaikan secara personal-individu maupun perkelompok-kelompok saja. Maka diperlukan sinergitas antar gerakan dalam rangka penyadaran umat agar dapat memahami dan mau menjalankan serta memperjuangkan Islam secara kaffah.
Melihat fenomena yang terjadi saat ini, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia DPD II HTI Kota Yogyakarta menggelar Sarasehan Tokoh Muslimah III se-kota Yogyakarta dengan tema ” Jalin Ukhuwah Menuju Ketahanan Keluarga”, yang diselenggarakan pada hari Minggu, 24 Januari 2010 pukul 08.30 – 11.30 WIB, bertempat di Aula PDHI Yogyakarta. Dengan pembicara Ibu Dra. Hj. Sudariyah Kholil, M. Si (Praktisi Pendidikan DIY, Ketua Wanita Indonesia) dan Ibu Mety Astuti, SEI (Aktivis Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia)
Acara dibuka dengan sambutan oleh Ibu Aini Qori’ah, Amd (Ketua Muslimah HTI DPD II HTI Kota Yogyakarta) dimana beliau menjelaskan tentang faka yang terjadi saat ini dimana umat sudah tidak lagi berpegang teguh pada syariat Islam, untuk itu acara sarasehan tokoh ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran dan pemahaman keberadaan potret buram keluarga, generasi dan perempuan di Indonesia pada umumnya, DIY, dan Kota Yogyakarta pada khususnya, sehingga nantinya dapat membentuk pemahaman bahwa syari’at Islam mampu menyelesaikan seluruh persoalan hidup manusia, dan menyatukan langkah dan pemahaman akan syari’at Islam sebagai satu-satunya solusi, sekaligus mempererat jalinan ukhuwah di kalangan tokoh-tokoh antar gerakan khususnya gerakan Islam.
Dilanjutkan dengan pemaparan materi I oleh Ibu Dra. Hj. Sudariyah Kholil, M. Si yang memaparkan tentang potret buram kehidupan keluarga, generasi dan perempuan yang telah rusak di berbagai bidang kehidupan terutama dari sisi agama yaitu terjadinya krisis aqidah, syari’ah dan akhlaq keluarga. Selain itu juga dijelaskan latar belakang dan penyebab problem keluarga, generasi dan perempuan, yang tidak lain terjadi karena adanya scenario sistemis pendangkalan aqidah lewat SIPILIS (Sekularis, Pluralis, dan Liberalis) , adanya penghancuran akhlaq melalui narkoba, pornografi, dan pornoaksi. Untuk itu diperlukan adanya peran serta dan tanggung jawab tokoh gerakan Islam untuk menghadapi permasalahan ini dengan menyatukan visi dan misi dalam menyikapi permasalahan umat.
Pernyataan ini diperkuat oleh ibu Mety Astuti, SEI (Aktivis Muslimah HTI) selaku pembicara II dimana beliau menegaskan bahwa system Sekuler-Kapitalisme-lah penyebab utama hancurnya tatanan kehidupan manusia, sehingga dari sini diperlukan kesempurnaan dan kemampuan Syari’at Islam dalam menyelesaikan seluruh problematika yang ada. Dan hanya Syari’ah dan Khilafah lah sebagai pejamin dan pelindung ketahanan hidup manusia, termasuk ketahanan keluarga. Dari sinilah urgensi menjalin sinergi antar tokoh dan gerakan Islam dalam perjuangan Syari’ah dan Khilafah.
Acara mendapat respon positif dari peserta yang hadir dan mereka sepakat dan mendukung perjuangan ini. Acara dihadiri oleh beberapa tokoh, pengurus lembaga keislaman,gerakan Islam/organisasi Islam se-kota Yogyakarta, ustadzah dan pengurus Majelis Taklim. [Lajnah I’lamiyah Muslimah HTI-DPD I HTI DIY]