Uni Eropa mengumumkan bahwa mereka telah memutuskan untuk mengirim pasukan ke Uganda pada musim semi mendatang, dalam rangka melatih pasukan keamanan Somalia, mengingat sejumlah warga Somalia tewas dalam ledakan di sebuah klinik milik pasukan Uni Afrika di ibukota Mogadishu.
Sebuah pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh para Menteri Luar Negeri Eropa mengatakan bahwa Dewan Uni Eropa “masih prihatin mengenai situasi di Somalia dan latar belakang daerahnya,” dan menjelas bahwa telah ada kesepakatan untuk membentuk sebuah misi militer, guna berkontribusi dalam pelatihan pasukan keamanan Somalia.
Pernyataan itu menyebutkan bahwa misi Uni Eropa di Uganda akan memulai aktivitasnya pada musim semi mendatang. Para menteri Uni Eropa telah bersepakat pada pertemuan hari ini di Brussels, bahwa tujuan dari misi adalah pelatihan bagi sekitar 2000 pasukan Somali, dan mereka akan memulai aktivitasnya pada bulan Mei.
Dengan demikian, Eropa telah bergabung dengan upaya Uni Afrika, PBB, dan Amerika Serikat untuk membantu dalam pembentukan, pelatihan, dan pendanaan pasukan keamanan Somalia. Bahkan, Uni Eropa telah mengirim armada kapal perang ke pantai Somalia, untuk memerangi kelompok perompak dan melindungi kapal-kapal bantuan milik Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pemerintah Somalia telah meminta masyarakat internasional untuk membantu mereka dalam program pelatihan terhadap 6.000 pasukan. Sementara misi dari Perancis, Uganda, dan Djibouti telah memulai aktivitasnya untuk melatih sekitar 4000 tentara.
Seperti yang dikatakan oleh Barigi Bahoko, juru bicara pasukan penjaga perdamaian milik Uni Afrika di Somalia: “Bahwa sebuah ledakan terlah terjadi pada Senin sore di klinik rawat jalan milik Uni Afrika, di dekat bandara Mogadishu, akibatnya beberapa warga Somalia meninggal.
Juru bicara tersebut menjelaskan bahwa ia telah mendengar suara ledakan, dan membenarkan tentang meninggalnya sejumlah warga Somalia di klinik rawat jalan milik pangkalan militer Afrika. Ia berkata: “Saya belum bisa memastikan tentang penyebab ledakan, dan jumlah pasti mereka yang meninggal, namun saya mengetahui bahwa sejumlah warga Somalia telah meninggal di tempat dimana mereka berkumpul untuk mendapatkan obat.” (mediaumat.com)