Senin sore 21 Desember 2009. Seperti biasa Dr Maher Al-Jabari keluar dari kampus Politeknik tempatnya mengajar untuk pulang ke rumah di Hebron, Tepi Barat. Ia menuju tempat parkir kemudian menjalankan mobilnya.
Namun baru beberapa kilo meter berjalan, tiba-tiba dari arah berlawanan mobil pasukan keamanan Otoritas Sekuler Palestina (PA) yang melaju dengan kencang dan menembaknya. Kemudian mobil aparat itu berbalik dan menabraknya dari belakang. Benar-benar biadab, ternyata selain tidak mengindahkan keselamat Maher, aparat pun tidak mengindahkan keselamatan pengguna jalan lainnya. Kontan saja tabrakan beruntun terjadi. Kemudian mereka menangkapnya dan dibawa entah ke mana.
Aksi brutal itu dilakukan setelah PA gagal menculiknya pada beberapa hari sebelumnya. Sampai tulisan ini dibuat belum diketahui di mana dan bagaimana kondisinya.
Siapa Maher?
Maher berasal dari Klan Jabari, klan yang sangat dihormati di Palestina. Ia seorang penulis banyak penelitian ilmiah. Di bidang akademis, dia termasuk orang yang dihormati oleh masyarakat akademisi dan para mahasiswa. Tapi mengapa otoritas Palestina begitu berambisi meneror dan menangkapnya? Tak ayal lagi karena perjuangannya membongkar persekongkolan busuk antara otoritas Palestina dengan penjajah.
Kondisi apapun tidak dapat membuatnya berhenti menyuarakan kebenaran. Maka amanah sebagai anggota media informasi Hizbut Tahrir di Palestina benar-benar ia jalankan seoptimal mungkin. Rasa takutnya hanya diberikan kepada Allah SWT sehingga tidak tersisa sedikitpun buat penjajah.
Sebelumnya aparat keamanan juga mengancamnya seperti layaknya geng jalanan karena gagal menculik Maher dari rumah pada hari Rabu malam 16 Desember 2009 lalu. Para anggota dinas intelijen mengepung rumahnya dan memintanya keluar. “Aku tidak mau memenuhi perintah Anda!” jawab Maher.
Mereka marah kemudian meninggalkan rumahnya dan mengancam akan menculik Maher. Namun Maher tidak gentar. Bahkan dalam sebuah wawancara terkait upaya penculikannya pada keesokan harinya itu, Maher mengatakan PA berusaha untuk membungkam HT yang mengungkap persekongkolan otoritas Palestina yang telah melayani kepentingan Amerika untuk mengamankan kepentingan penjajahan Zionis.
“Mereka bekerja dalam pelayanan Dayton,” katanya, mengacu pada Komandan Tinggi Amerika Serikat di Palestina Jenderal Keith Dayton. PA telah menjadi kepanjangan tangan kekuasaan dan kebijakan diktator, melaksanakan perintah yang berasal dari Amerika Serikat. Dayton, kebakaran jenggot dengan tindak lanjut HT dalam mengungkapkan rencana kolonialisme dalam semua proyek dan peta yang ditujukan untuk melikuidasi masalah Palestina.
Hal itu tidak akan berhasil dalam menentang HT yang akarnya menancap dalam hingga sebelum PA yang lemah itu sendiri lahir. Lalu bagaimana PA yang keji, tidak mengakar dan tidak memiliki wewenang mengambil keputusan itu akan bisa menggoyang HT yang akarnya menghunjam dalam ke bumi dan cabangnya tegak menjulang ke langit?
HT dan para syababnya, negara-negara yang lebih kuat sekalipun tidak bisa menghentikan mereka dari berjalan di jalan kebangkitan umat Islam dan membebaskannya dari segala bentuk subordinasi, penjajahan dan kelemahan. Lalu bagaimana mungkin Otoritas yang hanya merupakan tangan keamanan bagi negara Yahudi, dan tunduk kepada instruksi-instruksi jenderal Amerika Dayton yang baunya menusuk hidung akan bisa memalingkan HT dari tujuannya?
Hendaklah PA dan pihak yang ada di belakang tindakan-tindakan tersebut mengetahui bahwa tindakan-tindakan itu tidak akan pernah bisa mengintimidasi HT dan para syababnya. Juga tidak akan bisa menyebabkan apapun, kecuali justru makin menggerus PA dan membongkar hakikatnya di hadapan kaum Muslim.
Bongkar Persekongkolan
Sebelumnya, pada September 2009, Maher pun mengecam Perdana Menteri PA Salam Fayyad yang mengemis kepada Barat yang menjanjikan akan memberikan dana yang dibutuhkan sebesar 400 juta dolar selama empat bulan ke depan.
Menurut Maher hal itu hakikatnya kekuasaan PA tidak lebih dari sekadar “kota besar” yang hidup dengan bantuan asing dalam menyediakan layanan kepada warga Palestina guna mengalihkan perhatian mereka dari berpikir tentang pembebasan yang sebenarnya.
Sehingga langkah itu akan mengurangi konsekuensi dan tanggung jawab pendudukan untuk melawan dan membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Israel. “PA tidak bisa berdiri tegak kecuali mendapatkan dana dari para donor yang menjadi urat nadi bagi hidup mereka”. Ia menambahkan bahwa “kekuasaan dengan kondisi seperti ini mustahil dengan cara apapun dapat melahirkan sebuah negara, sekalipun hanya serupa dengan negara kecil”.
Padahal negara-negara donor tidak mungkin memberikan dananya kecuali untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan politik mereka. Sementara, negara-negara donor yang dipimpin oleh Amerika itulah yang menentukan bahwa keamanan pendudukan Zionis Israel adalah prioritas utama.
Ia menilai dana donor itu adalah dana politik, dan tentunya memiliki harga politik yang harus dibayar oleh PA untuk bisa mendapatkannya. Dalam hal ini tampak jelas dari pernyataan-pernyataan pemerintah tentang dukungan “negara-negara dan lembaga-lembaga yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut untuk mendokumentasikan program-program kerja pemerintah.”
Dengan tegas Maher menyatakan bahwa HT menolak membatasi problem Palestina hanya untuk rakyat Palestina, karena pembatasan itu telah membawa pada pendekatan mengemis ini.
Ia berkata “kaum Muslim memiliki berbagai potensi, kemampuan, dan dana publik untuk memenuhi semua kebutuhan setiap individu umat Islam. Sehingga dengan semua itu umat Islam, termasuk rakyat Palestina, tidak butuh dana politik dari negara-negara Barat yang telah menjarah setiap sumber daya alam milik kaum Muslim, yang kemudian mereka mengembalikan sebagian untuk kaum Muslim dalam bentuk bantuan untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan mereka.”
Terakhir ia mengatakan bahwa “Untuk memanfaatkan semua potensi, kemampuan dan dana ini untuk kepentingan umat Islam dan setiap individunya, tidak mungkin dilakukan dengan baik di bawah para penguasa despotis, sewenang-wenang, dan dzalim, yang selama ini merampas kekuasaan dan mencuri kekayaan; dan tidak mungkin dapat melaksanakan hak harta umat Islam dengan semestinya, kecuali dengan menerapkan sistem ekonomi Islam oleh seorang Khalifah yang adil, yang menyatukan kaum Muslim, dan memelihara harta kekayaan mereka”.
PA bertanggung jawab sepenuhnya atas keselamatan Maher. Tindakan mengacau dan premanisme tidak akan pernah menghentikan semangat HT untuk menyampaikan kebenaran; berjuang menyadarkan kaum Muslim untuk mendirikan Khilafah Islam, dan membebaskan Palestina dari kebiadaban Zionis dan pemerintahan Amerika. [mediaumat.com; joko prasetyo/berbagai sumber)
subhanallah…Allahuakbar
Ya Alloh… Jadikanlah kami seperti orang mukmin ini. Tak pernah takut pada siapapun kecuali hanya padaMu. Allohu Akbar