Otopsi: Imam Kontroversial di AS Ditembak 20 Kali

DETROIT- Imam Luqman Ameen Abdullah ditembak mati di dekat Dearbon, AS  oleh agen FBI pada 28 Oktober tahun lalu. Luqman dianggap penjahat kambuhan yang kerap mencuri dan berkeinginan keras mendirikan negara Syariah di tanah Amerika.

Hasil otopsi Imam Luqman, yang keluar Senin (1/2) lalu membuat kasus itu terus menghantui sebuah komunitas minoritas di kota Detroit. Para imigran kulit hitam yang membentuk komunitas Muslim terbesar di AS, kini ketakukan terhadap kemungkinan menghadapi lagi pengawasan ketat yang pernah mereka lalui bertahun-tahun pasca tragedi WTC 11 September.

Berdasar otopsi, yang dilakukan oleh pakar forensik medis Wyane County, Carl Schmidt, Luqman ditembak sebanyak 20 kali, menghasilkan 21 luka. Lelaki itu tewas dalam penggerebekkan yang dilakukan agen federal di sebuah bangunan gudang di Dearbon.

Ketika pemerintah federal mengklaim bahwa saat penyergapan Luqman melakukan tembakan setelah menolak menyerahkan senjatanya, Schimdt menyatakan, Senin lalu, jika tangan Luqman dalam kondisi diborgol ketika penembakan dilakukan.

Kantor forensik medis menemukan mayat Luqman didalam sebuah kendaraan semi-trailer. Namun, tidak jelas apakah semi-trailer itu berada di dalam gudang, lokasi di mana pemerintah federal menyatakan penembakan terjadi. “Saya sama sekali tak mengira polisi akan terlibat dalam kasus yang menghasilkan banyak luka tembak,” ujarnya.

Kepala polisi wilayah Dearbon, Ronald Haddad, kini memimpin investigasi yang mungkin berujung pada dakwaan terhadap para agen FBI atas penyalahgunaan wewenang berlebih dan bahkan pembunuhan. Jaksa Penuntut Umum Wayne County, Kym Worthy, dan Kepala Jaksa Negara Bagian Michigan, Mike Cox, adalah pihak berwenang yang menentukan apakah tuntutan akan diajukan.

Departemen Keadilan AS, juga memeriksa kasus tersebut. “Ini kasus yang sangat unik,” ujar Haddad. “Misi kami saat ini adalah untuk memastikan evaluasi secara adil, berimbang, transparan dan jujur terhadap apa yang terjadi.”

Hal itu bisa jadi sulit. Kisah Luqman sepenuhnya misteri. Dikenal pula sebagai Christopher Thomas, Luqman telah menghasilkan banyak jejak kriminal. Dimulai pada 1970-an, ketika ia didakwa atas penolakan penahanan dan menyerang seorang polisi. Kemudian 1980, ia divonis atas kejahatan penyerangan dan membawa senjata ilegal oleh pengadilan Wyne County.

Pada satu titik, ia kemudian memeluk Islam dan menjadi pemimpin lokal perkumpulan Muslim bernama Ummah. Dalam berkas pengadilan, pemerintah federal menggambarkan Ummah sebagai “grup Suni fundamentalis radikal skala nasional, beranggotakan mayoritas warga Afrika-Amerika yang beralih ke Islam ketika menjalani masa tahanan.

Pemimpin nasional Ummah adalah Jamil Abdullah Al Amin, seorang figur miltan era Hak-Asasi yang dulu dikenal sebagai H. Rapp Brown. Pada 2001, Jamil divonis atas perbuatannya menembak dua polisi Georgia dan ia tetap tinggal di penjara federal hingga kini.

Pemerintah federal pun mulai memantau Ummah di Detroit pada 2007, menempatkan informan di dalam masjid utama grup tersebut. Dalam berkas pengadilan, pemerintah menggambarkan Luqman, 53 tahun, sebagai figur simpatik yang isi kotbahnya kerap menyinggung anti-AS.

Ia menyeru pengikutnya untuk melaksanakan “jihad aktif dan menyerang” ketimbang “jihad bertahan”. Luqman pun mengajarkan bahwa setiap Muslim harus memiliki senjata dan tak takut menggunakannya ketika memerlukan.

Januari 2009, ketika pejabat kota Detroit memerintahkan pengikut Ummah angkat kaki dari masjidnya karena gagal membayar pajak, polisi menemukan senjata api, belati dan senjata bela diri lain di apartemen Luqman–yang berada di dalam bangunan masjid. Pemerintah mengatakan grup tersebut terlibat dalam jaringan pencurian nasional.

Sebelas pengikut Luqman juga ditahan dengan berbagai dakwaan, termasuk pemiliki senjata api ilegal dari kriminal, pemalsuan email dan praktek penadahan barang curian. Pemimpinya, tentu saja telah dibunuh.

Sejak kasus Luqman mencuat, muncul berbagai debat di kalangan komunitas Islam, apakah Ummah dapat dianggap sebagai citra asli Muslim. Seorang pemimpin komunitas Yaman-Amerika, Ibrahim Aljahim, berkomentar, “Islam adalah agama damai, sementar teroris tersebut bukanlah orang beriman dan munafik.”

Namun, tak bisa dipungkiri pula, kasus Luqman telah memicu protes dari komunitas yang ketakutan akan menghadapi pengawasan dan observasi ketat. Pemakaman Abdullah di lingkungan Detroit dihadiri ratusan Muslim asli dari Yaman dan Somalia.

Luqman diyakini menjadi imam pertama yang dibunuh oleh aparat hukum pemerintah Amerika. Tentu saja ha itu menimbulkan keprihatinan atas penerapan hukum, terutama penempatan informan untuk membidik masjid-masjid dengan jamaah berpendidikan rendah yang kebanyakan ialah penjahat kambuhan tanpa prospek pekerjaan jelas.

“Meski Luqman adalah pria kulit hitam, ia adalah imam. Jika seorang imam dapat dibunuh oleh penegak hukum, maka setiap imam yang lain pun dapat dibunuh juga,” ujar seorang pemimpin Muslim lokal kawasan Detroit, Dawud Walid. (republika.co.id, 2/2/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*