Sambil menegaskan rencana kunjungan Kepausannya ke Inggris, Paus Benedict XVI menggunakan kesempatan itu dengan berpidato mempertanyakan dampak dari hukum kesetaraan di Inggris atas komunitas-komunitas keagamaan. Pidatonya itu dilakukan di depan 35 uskup Katolik Roma Inggris dan Wales yang mengunjungi Roma.
Paus dilaporkan telah mengatakan: “Akibat dari beberapa undang-undang yang dirancang untuk mencapai tujuan ini [kesetaraan] adalah memaksakan pembatasan yang tidak adil atas kebebasan komunitas-komunitas keagamaan untuk berbuat sesuai dengan dengan keyakinan mereka.”
Kaum fanatik dari Masyarakat Sekuler Nasional (National Secular Society) segera merespons hal itu dengan menyebut komentar Paus itu sebagai serangan terhadap hak-hak yang sama dan suatu upaya mempromosikan diskriminasi terlepas dari fakta bahwa pada kesempatan yang sama, Paus juga memuji apa yang ia sebut sebagai “komitmen teguh atas kesetaraan untuk mendapat kesempatan bagi semua anggota masyarakat. ” di Inggris.
Semakin banyaknya undang-undang yang bersifat melarang yang mempromosikan hubungan antar gay itu mendasari kecemasan Gereja Katolik.
Perwakilan Katolik telah dicegah untuk menolak pasangan gay sesuai dengan dengan keyakinan agama mereka. RUU Kesetaraan itu mencakup beberapa proposal, yang kalah dalam pemungutan suara minggu lalu di parlemen dengan 216 suara melawan 178 suara, yang akan memaksa Gereja untuk mempekerjakan pendeta homoseksual dan staf gereja Katolik atau memaksa untuk mengizinkan kaum perempuan untuk menjadi pendeta – juga merupakan suatu pelanggaran hukum atas agama mereka.
Dampak Agama Kristen pada masyarakat Barat terus-menerus menurun sejak dilakukannya suatu permufakatan besar antara Gereja dan negara dan pengadopsian sekularisme. Ketundukan sisa-sisa Kekristenan pada keinginan suara demokratis adalah merupakan kebodohan tertinggi dan jelas menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap hukum agama.
Tujuan dari agenda barat dengan men-demokratisasi Dunia Islam adalah untuk menjadikan manusia sebagai sumber perundang-undangan dan bukan Syari’ah Allah (SWT) dalam banyak cara yang sama seperti dilakukannya keputusan-keputusanan yang sekuler di Barat yang Kristen dari sejak sekitar 200 tahun lalu. Demikian pula agenda untuk mereformasi Islam di Barat yakni berusaha untuk memaksa umat Islam untuk menolak politik, social, ekonomi Islam agar mendukung pandangan sekuler mempromosikan solusi sementara atas aspek-aspek keyakinan individu dan moral Islam.
Dalam suasana ini, komunitas Muslim harus terus berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Memang, kita harus berada di garis depan dari orang-orang yang memperdebatkan keabsahan nilai-nilai sekuler. Allah SWT bersabda “
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS 16:125)
Sumber:www.hizb.uk.org (4/2/2010)
karena memang sekulerisme bukan berasal dari sebuah paham agama, namun sebuah paham yang di ambil sebagai jalan tengah.
tolak sekularisme