Rusia Menganggap NATO Sebagai Ancaman, Dan Menilai Misi Global Bertentangan Dengan Hukum Internasional

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO)-yang telah menjadi alat Amerika Serikat-, Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa ia sangat terkejut atas doktrin baru militer Rusia yang menganggap NATO sebagai ancaman besar, karena hal itu tidak mencerminkan hakikat situasi global, dan membahayakan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hubungan antara kedua pihak.

Presiden Rusia, Dmitry Medvedev dalam upaya melawan masuknya AS di wilayah-wilayah pengaruh dan daerah vital Rusia, telah meratifikasi “doktrin” yang berkembang sejak sepuluh tahun, yang dirumuskan oleh Dewan Keamanan Rusia, yang mengangap NATO sebagai “ancaman utama militer luar negeri” karena usahanya berupa “misi global yang bertentangan dengan hukum internasional”, dan ekspansinya ke timur hingga perbatasan Rusia.

Dalam “dokrin” baru militer Rusia ini dikatakan bahwa salah satu ancaman utama militer luar negeri yang mengancam Rusia adalah usaha untuk melemahkan kemampuan militer NATO dengan cara memberikannya misi-misi global yang dilakukan dengan melanggar ketentuan hukum internasional, dan pendekatan infrastruktur militer dari negara-negara anggota NATO ke perbatasan Federasi Rusia, termasuk melalui perluasan aliansi; begitu juga termasuk dalam daftar ancaman yang mengancam Rusia adalah penyebaran sistem perisai rudal, yang mengancam stabilitas global, dan mengganggu keseimbangan militer di bidang rudal nuklir, serta militerisasi ruang angkasa, dan penyebaran senjata strategis non-nuklir yang memiliki resolusi tinggi dalam menciptakan bencana.

Dokrin baru tersebu juga menganggap rencana Amerika untuk menempatkan perisai rudal di Eropa Timur merupakan sumber keprihatinan keamanan Rusia. Dikatakan bahwa Rusia berhak untuk menggunakan tenaga nuklir untuk membalas serangan nuklir atau kekuatan tandingan.

Termasuk dalam ancaman juga adalah “keserakahan Amerika di perbatasan Federasi Rusia atau sekutunya, dan campur tangan dalam urusan dalam negerinya”.

Dan dokrin itu mengidentifikasi beberapa sumber keprihatinan Rusia, seperti perkembangan potensi sistem strategis anti-rudal, dan perkembangan yang diharapkan untuk senjata strategis konvensional yang memiliki resolusi tinggi, dimana Rusia menginginkan pembatasan Amerika, seperti yang dikenakan terhadap senjata nuklir AS. (kantor berita HT, 8/2/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*