Media Yang Diakses Anak Banyak Mengandung Pornografi

Kudus – Pakar psikologi anak Elly Risman mengungkapkan, media elektronik dan media cetak yang sering diakses anak dan remaja banyak yang mengandung unsur pornografi.

“Media tersebut, di antaranya game, Internet, telepon selular, televisi, VCD, komik, dan majalah,” kata Elly Risman yang juga Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, ketika menjadi pembicara pada seminar “Mendidik Anak di Era Digital”, di Kudus, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia mengatakan, sejumlah game yang beredar di pasaran dan menjadi pilihan utama anak, sebagian besar mengandur unsur pornografi.

“Padahal, selama ini orang tua tak pernah mengetahui dan peduli dengan jenis permainan yang dimainkan anak mereka,” katanya.

Selain persoalan pornografi, katanya, kecanduan game juga berdampak negatif bagi prestasi akademiknya dan mengikis lutein pada retina mata.

“Kami mengakui ada dampak positifnya, seperti meningkatkan koordinasi sensor motorik dan kecepatan berfikir,” katanya.Berdasarkan hasil pemantauan, katanya, sinetron, komik, dan majalah yang beredar di pasaran juga banyak yang mengandung unsur pornografi.

Bahkan, kata dia, hasil survei Komnas Anak terhadap sekitar 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, sebanyak 97 persen pernah menonton sesuatu yang berbau pornografi.

Untuk itu, kata dia, orang tua perlu memantau aktivitas, pergaulan, dan perkembangan anaknya agar terhindar dari pornografi.

Elly mengatakan pornografi dapat merusak lima bagian otak, dibandingkan dengan danpak pemakaian kokain yang  merusak tiga bagian otak manusia. “Orang tua harus mengenali ciri-ciri anak yang kecanduan pornografi,” katanya.

Ciri-ciri anak kecanduan pornografi, yakni mudah kehausan, sering buang air kecil, sering berkhayal, sulit konsentrasi, sering bermain play station dan internet dalam waktu yang lama, dan prestasi akademik menurun.

Alasan anak menjadi sasaran penyebaran pornografi, katanya, karena menjadi pasar masa depan, mental model pornografi, perpustakaan porno pada anak yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

“Pembuat pornografi juga menginginkan sasarannya mengalami kerusakan otak permanen,” katanya.Banyaknya kalangan anak remaja yang kecanduan pornografi, disebabkan karena sejumlah faktor.

Salah satunya, karena orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak, kurang tanggap dan gagap teknologi, serta pendidikan agama dan pengontrolannya masih kurang.

Untuk menghindarkan anak remaja kecanduan pornografi, dia menganjurkan, kepada orang tua untuk menghadirkan Allah SWT dalam dirinya.

“Anak juga harus dibantu untuk berfiikir kritis, memilih, dan mengambil keputusan,” katanya. (ANTARA, 13/2/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*