Satuan polisi dan militer Nigeria melakukan pembunuhan ekstra-yudisial (di luar hukum) tahun lalu setelah terjadinya bentrokan dengan anggota dari sebuah kelompok Muslim di bagian utara negara itu, menurut sebuah rekaman yang diperoleh oleh Al Jazeera muncul untuk mengkonfirmasi hal itu.
Diperkirakan 1.000 orang tewas ketika pasukan pemerintah Nigeria memerangi Boko Haram di Negara-negara bagian Borno, Yobe, Kano dan Bauchi pada bulan Juli dan Agustus 2009.
Tapi rekaman yang diperoleh oleh Al Jazeera menunjukkan bahwa banyak orang yang mati setelah pertempuran usai.
Unsur-unsur kepolisian dan tentara melancarkan operasi tindak lanjut di mana dilakukan penggeledahan rumah ke rumah untuk mencari orang-orang yang tampaknya dipilih secara acak dan kemudian dibawa ke kantor polisi.
“Tembak dia di dada ‘
Dalam video, tampak sejumlah pria tidak bersenjata terlihat sedang dperintahkan berbaring di jalan di luar sebuah gedung sebelum mereka ditembaki.
Ketika salah seorang korban menghadapi kematiannya, salah seorang perwira terdengar mendesak rekannya untuk “tembak saja dia di dada bukan di kepala – Saya ingin topinya”.
Ketika eksekusi terus dilakukan seseorang diperintahkan kepadanya: “Duduklah dengan benar kami ingin mengambil gambar anda.”
Penembakan terus terjadi ketika kerumuman orang berkumpul meluber di jalan di depan sebuah kantor polisi.
Terdengar suara yang mengatakan: “Jangan kasih ampun, jangan ada belas kasihan.”
Setelah eksekusi, seorang perwira militer yang tampaknya bertanggung jawab atas operasi itu terlihat menyerahkan komando kepada seorang polisi senior. Kedua orang laki-laki secara jelas dapat dikenal dari nama pengenal yang ada di dada mereka.
Keluarga Fugu Baba Mohammed, seorang pemimpin masyarakat yang dihormati, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa ia ada di antara mereka yang dihukum mati di luar kantor polisi itu.
“Dia dibunuh, dia dibunuh, itulah yang kita yakini. Dia ditembak polisi,” kata salah kata anggota keluarganya.
Fugu Muhammad adalah ayah mertua dari Muhammad Yusuf, pemimpin kelompok Boko Haram kelompok yang telah berjuang melawan polisi, tetapi keduanya menghilang.
Keluarganya mengatakan bahwa dia telah datang untuk membantu polisi memulihkan ketertiban, tapi dia malah ditembak.
‘Pembunuhan atas orang-orang yang tidak bersalah’
Pada hari setelah terjadinya bentrokan antara polisi dan Boko Haram, pemerintah, polisi dan militer berulang kali membantah bahwa warga sipil telah dibunuh oleh personil mereka. Keluarga Fugu Baba Mohammed mengatakan dia berada di antara mereka yang tewas
Tetapi kemudian para pejabat Nigeria mengakui bahwa memang terjadi pembunuhan ekstra-yudisial dan suatu penyelidikan dilakukan untuk menyelidiki insiden itu.
“Itu jelas dari apa yang kita lihat dan dari para saksi mata bahwa polisi pemerintah melakukan pembunuhan atas orang-orang yang tidak bersalah,” kata Garda Umar Abubakar, seorang senator dan anggota Partai Rakyat Demokratik Nigeria yang berkuasa, kepada Al Jazeera.
“Pemerintah sedang menyelidiki insiden itu dan ketika kami menemukan kami bersama-sama akan membawa para pelakunya di depan hukum… pemerintah mengakui bahwa ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan … anda tidak bisa menembak penduduk sipil yang tidak bersenjata. ”
Keluarga Fugu Muhammad telah memberikan cerita yang mereka ketahui kepada komisi pemerintah yang dibentuk untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi, tetapi mereka masih menunggu menerima penjelasan resmi atas kematian itu.
Senator Umar Garda tidak bisa mengkonfirmasi kepada Al Jazeera apakah memang ada penangkapan yang berkaitan dengan pembantaian itu dan ada tanda-tanda nyata bahwa siapa pun yang terlibat akan diselidiki.
Pemimpin Boko Haram terbunuh
Aster Van Kregten, seorang ahli masalah Nigeria yang bekerja pada kelompok hak asasi Amnesty International, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa riset lembaganya menunjukkan bahwa pembunuhan ekstra-yudisial sudah meluas di Nigeria.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa polisi Nigeria berusaha tidak bertanggung jawab dari pembantaian itu, mereka membunuh ratusan orang dalam satutahun tanpa dilakukan penyelidikan – penyelidikan mengenai apakah penggunaan kekerasan sebagai hal yang diperbolehkan atau tidak,” katanya.
“Apa yang kami lihat di rekaman itu terjadi tujuh bulan lalu dan kami belum mendengar apapun dari pemerintah siapa saja yang telah mereka tangkap dan seberapa jauh penyelidikan sedang terjadi.” Di antara mereka yang tewas dalam bentrokan antara Boko Haram dan polisi adalah pemimpin Boko Haram, Muhammad Yusuf.
Dalam rekaman Al Jazeera, dia terlihat mengenakan borgol dan dikelilingi oleh para petugas kepolisian dengan bersenjata lengkap.
Polisi Nigeria mengatakan bahwa Yusuf tewas ketika mencoba melarikan diri, tetapi dia meninggal dengan masih mengenakan borgol.
Di video lain, yang ada tidak lama setelah pertempuran tahun lalu itu terjadi, Yusuf terlihat di dalam kantor polisi, tubuhnya ditutupi dengan tanda-tanda siksaan dan memar, ketika ia diinterogasi tentang organisasi yang dia pimpin.
Tidak diketahui apakah luka-luka itu terjadi selama pertempuran, penangkapan, atau penahanan.
‘Pembunuhan Extra-judicial’
Kelompok Pemantau HAM yang bermarkas di New York menggambarkan kematian Yusuf sebagai “pembunuhan ekstra-yudisial “.
“Pembunuhan Ekstra-yudisial Yusuf di tahanan polisi adalah contoh yang mengejutkan dari penghinaan tidak tahu malu yang dilakukan oleh polisi karena melanggar aturan hukum,” kata Eric Guttschuss, seorang peneliti dari organisasi Nigeria.
Boko Haram, yang artinya “Pendidikan Barat dilarang” dalam dialek bahasa Hausa lokal, telah menyerukan penegakan hukum Islam, atau Syariah, yang ditafsirkan secara ketat, bahkan di kalangan non-Muslim.
Tahun lalu bentrokan terjadi setelah orang-orang yang diduga anggota Boko Haram, dengan bersenjatakan golok, pisau, busur dan anak panah, dan bahan peledak buatan, menyerang gedung-gedung polisi dan petugas polisi.
Penduduk Nigeria yang berjumlah 140 juta orang hampir merata terbagi antara penduduk Muslim yang terutama berbasis di wilayah utara dan penduduk Kristen, yang mendominasi wilayah selatan, Hukum Islam dilaksanakan di 12 negara bagian di utara setelah Nigeria kembali ke pemerintahan sipil pada tahun 1999 menyusul pemerintahan militer.(rz/aljazeera English)
Berita Terkait:
– VIDEO Aljazeera: Rezim Nigeria Membantai Kaum Muslim
– Kejahatan Rezim Nigeria Terhadap Kaum Muslim Terungkap dalam Foto
subhanallah
“sungguh hancurnya ka’bah lebih ringan bagi Allah dari terbunuhnya seorang muslim”
kalau bukan khilafah siapa yang akan membela kaum muslimin?
PBB? KOMNAS HAM? Amerika sang polisi dunia?
halla wa kalla
kalau bukan sekarang untuk bangkit dan menegakkan khilafah, kapan coba?
menunggu yang lebih nemen lagi? sungguh mereka telah berbuat.
sekarang saatnya
sekarang saatnya kalian bangkit membela islam dengan berjuang menegakkan khilafah bersama partai yang serius menekuni terwujudnya khilafah…. ala wahuwa hizbuttahrir
sekarang saudaraku
sudah tidak ada waktu untuk istirahat