Korban Sipil Bertambah

MARJAH – Korban sipil semakin bertambah di pertempuran Marjah, wilayah selatan Afghanistan, Senin (15/2). Tiga warga sipil tewas dalam penyerangan tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas kantung Taliban itu.

Ketiga korban sipil itu tewas dalam tiga insiden terpisah. Insiden yang terjadi pada Senin (15/2) itu menambah korban sipil sejak serangan yang dimulai pada Sabtu (13/2) pekan lalu menjadi 15 orang.

Sebelumnya 12 warga sipil, separuh di antaranya anak-anak, tewas akibat dua rudal AS yang nyasar dan menghantam rumah warga di pinggiran Kota Marjah, Provinsi Helmand. Korban sipil yang jatuh disebabkan saat terjadi tembak-menembak antara pasukan Taliban dan NATO.

Warga itu mengabaikan isyarat tangan yang meminta agar orang itu pergi meninggalkan tempat terjadinya baku-tembak. Korban sipil lain yang tewas juga disebabkan karena terjebak baku-tembak antara NATO dan Taliban. Selain menyebabkan korban tewas, terdapat beberapa korban luka-luka di pihak sipil.

Sekitar 15 ribu tentara NATO dan tentara Afghanistan dikerahkan dalam serangan besar-besaran di wilayah Marjah, benteng pertahanan terakhir Taliban. Pasukan Marinir AS merupakan ujung tombak serangan ini.

Operasi gabungan terbesar sejak invasi pimpinan AS di Afghanistan dimulai pada 2001. Timbulnya korban sipil cukup ironis mengingat pada serangan ke Marjah, NATO mengaku fokus melindungi warga sipil ketimbang membunuh Taliban.

Tapi di hari keempat penyerangan, baku tembak semakin sengit dan ledakan semakin sulit dikendalikan akibat ranjau yang ditanam Taliban. Jatuhnya korban sipil menjadi sulit dihindari dalam pertempuran terbuka seperti yang kini terjadi di Marjah.

Petinggi NATO di Afghanistan menyatakan, pertempuran di Marjah bisa makan waktu berminggu-minggu. Sejak hari ketiga penyerangan, pejuang Taliban telah meningkatkan serangan balasan terhadap AS dan tentara Afghanistan. Pejuang Taliban berupaya menyamar, menyusup, dan melepaskan tembakan dari garis belakang AS.

Presiden Afganistan, Hamid Karzai, yang menyetujui serangan ke Marjah ini kembali mengingatkan pasukan NATO dan Afghanistan untuk berhati-hati agar tidak menimbulkan korban dari pihak sipil.

”Operasi ini telah dilakukan dengan cara itu (fokus pada perlindungan sipil,” kata Komandan Pasukan AS di Afghanistan, Jenderal Stanley McChrystal.

Di London, Inggris, pejabat militer Marsekal Sir Jock Stirrup, menyebut serangan rudal nyasar itu sebagai kemunduran yang amat serius dalam upaya memenangkan dukungan dari masyarakat setempat, yang berasal dari kelompok etnis Pashtun sama seperti kelompok Taliban. Untuk sementara NATO menangguhkan penggunaan sistem roket menyusul insiden yang menewaskan 12 warga sipil.

Sementara itu di Kota Kandahar, provinsi tetangga Marjah, serangan udara NATO menewaskan lima warga sipil dan melukai dua orang. NATO mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka keliru karena meyakini para korban tengah menanam bom di pinggir jalan.

Tentara Marinir AS telah mencoba dua kali menyerang untuk mencapai pasar di Marjah, kubu terakhir di Provinsi Helmand, namun gagal dan harus kembali mundur. Padahal pada awal pekan ini, mereka optimistis dapat memasuki Kota Marjah yang selama ini digunakan sebagai basis penyelundupan dan perdagangan opium untuk membiayai operasi Taliban.

Datang dengan senjata berat, tentara NATO dihadapkan pada serangan penembak jitu dan bom yang ditanam. Setiap satu jam terjadi serangan sehingga tentara NATO terpaksa memanggil pesawat jet Harrier dan helikopter tempur yang memiliki penembak rudal Hellfire.

Selama kota masih tidak stabil, para pejabat NATO tidak bisa pindah ke tahap kedua, yakni mengembalikan kontrol Pemerintah Afghanistan dan bergegas memberikan bantuan dan pelayanan publik untuk memenangkan dukungan warga yang telah hidup di bawah kekuasaan Taliban selama bertahun-tahun.

Serangan pertama dimulai sebelum fajar hari Sabtu pekan lalu ketika helikopter menurunkan ratusan Marinir dan tentara Afghanistan ke jantung kota. Sejauh ini otoritas Afghanistan mengumumkan sedikitnya 27 pemberontak telah terbunuh dalam serangan ke Marjah. (republika, 17/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*