Dalam sebuah pernyataan yang secara tersirat bahwa Amerika mendukung kudeta militer di Niger. Diplomat senior AS untuk Afrika Barat mengatakan pada tanggal 19/2/2010 bahwa Amerika Serikat ingin Junta Militer penguasa baru di Nigeri bekerja cepat terkait janji-janji untuk mengembalikan demokrasi. Ia berkata bahwa sanksi dapat dihapus setelah terjadi gerakan untuk pembentukan pemerintahan sipil.
Pernyataan yang paling jelas menunjukkan tentang dukungan Amerika terhadap kudeta ini, jika tidak dikatakan bahwa Amerika yang ada di belakangnya. William Fitzgerald, Deputi Asisten Menteri Luar Negeri Amerika mengatakan bahwa kudeta yang berlangsung pada hari Kamis (18/2) terhadap Presiden Mamadou Tandja dapat menjadi titik awal proses pembaruan demokratis di Niger, di mana sebagian besar bantuan selama ini tidak optimal, juga penjatuhan sanksi atas Niger pada tahun lalu setelah Tandja berusaha memperpanjang masa pemerintahannya.
Fitzgerald mengatakan bahwa “Posisi AS jelas … mereka harus menunjukkan secepat mungkin bahwa mereka sungguh-sungguh berusaha dengan serius untuk mengembalikan konstitusi, dan bergerak untuk mengembalikan pemerintahan demokratis dan masyarakat sipil. Dan dalam keadaan seperti inilah, kami baru akan memberikan insentif kepada mereka.”
Dalam hal ini, maka dibentuklah kekuatan yang akan mengendalikan kekuasaan dan menangkan Tandja pada hari Kamis (18/2), dimana kekuatan itu mereka namakan dengan Dewan Tertinggi untuk Pemulihan Demokrasi.
Dikatakan bahwa Uni Afrika dan Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (Ecowas) mengutuk kudeta, tetapi tidak ada kata-kata yang disebutkan demi Tandja, yang telah menghadapi kritik karena reformasi konstitusi yang dilakukannya pada tahun 2009, memperpanjang masa pemerintahannya, dan memperluas kekuasaannya.
Fitzgerald mengatakan bahwa para pemimpin Junta dapat mempercepat penghapusan sanksi jika mereka bertindak cepat untuk memulihkan demokrasi, seperti mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin oposisi, dan membentuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh warga sipil, serta mengundang para pengamat internasional untuk mengawasi persiapan pemilu.
Perlu diketahui bahwa Amerika memberi Niger bantuan tahunan senilai 30 juta dolar.
Niger adalah negara termiskin kedua di dunia sebagai produsen utama uranium, dan juga memiliki kekayaan minyak, yang membuatnya seperti negara-negara Afrika lainnya sebagai tempat ledakan konflik kolonial antara Amerika dan kolonialis lama yang diwakili oleh Perancis dan Inggris. (kantor berita HT, 21/2/2010)