Setelah tidak ada lagi harapan bagi Otoritas Palestina untuk mencapai prestasi apapun yang dapat disebutkan apalagi dibabggakan melalui negosiasi langsung dengan negara Yahudi, yang berlangsung selama delapan belas tahun, maka akhirnya Otoritas mulai berjalan di belakang negosiasi tidak langsung dengan entitas Yahudi melalui negosiator AS.
Kemudian, untuk tujuan itu, pertemuan pun diadakan oleh Mahmud Abbas, Presiden Otorita pada minggu lalu dengan para diplomat Amerika Serikat dan Eropa, yang semuanya terfokus pada negosiasi tidak langsung.
Hal itu telah diakui oleh Saeb Erekat, negosiator utama dari Organisasi Pembebasan Palestina ketika ia berkata: “Konsultasi dan diskusi dengan pemerintah AS terus berlangsung seputar usulan untuk mengadakan perundingan tidak langsung dengan Israel, Presiden Palestina telah berupaya dengan sekuat tenaga untuk keberhasilan kerja keras pemerintah Presiden Barack Obama dan Senator George Mitchell.”
Namer Hammad, penasihat politik Mahmud Abbas telah mengatakan: “Kami sedang menunggu persetujuan dari seluruh menteri luar negeri Arab yang berpartisipasi dalam Komite Pemantau Arab yang bertanggung jawab atas tindak lanjut inisiatif perdamaian Arab agar mengadakan pertemuan guna membahas usulan AS untuk kembali ke perundingan tidak langsung dengan Israel melalui perjalanan intensif yang dilakukan oleh utusan AS, George Mitchell untuk kedua belah pihak.”
Apa yang membuat Otoritas Palestina berjalan di belakang negosiasi nihilisme, yang pelaksanaannya diwakilkan kepada musuh, maka semua itu tidak terjadi kecuali karena fakta bahwa Otoritas telah menggadaikan dirinya untuk melayani kaum kafir pendudukan dan kolonialisme; anti-rakyat dan bangsanya, sebaliknya loyal pada musuh-musuh yang selama ini berkonspirasi melakukan pendudukan dan pembantaian terhadap rakyat dan bangsanya. (kantor berita HT, 22/2/2010)