Aksi Lelucon Ulama Pemerintah

Situs Darul Ifta’ Mesir mengatakan bahwa Mufti Republik Mesir, Dr. Ali Jam’ah dalam sebuah pernyataannya mengutuk keras niat Israel yang masukkan Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah pada daftar situs peninggalan Yahudi.

Mufti menegaskan bahwa niat pemerintah Israel untuk mengambil langkah seperti itu saja sudah merupakan kejahatan yang menyakiti perasaan kaum Muslim di seluruh penjuru dunia, bahkan ia merupakan pelanggaran yang jelas dan nyata terhadap semua resolusi legitimasi internasional, nilai-nilai moral, prinsip-prinsip agama, dan norma-norma langit lainnya.

Mufti meminta agar dilakukannya serangkaian langkah untuk menanggapi provokasi ini, dan dengan mengambil langkah-langkah hukum di Mahkamah Internasional. Mufti menegaskan bahwa cara itu akan mencegah keputusan penyerobotan secara riil. Dan jika penyerobotan ini terjadi, maka ia mengingatkan akan terjadinya konflik agama, dan konfrontasi serius yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional, pada saat dunia sedang berbicara tentang dialog antar agama, budaya toleransi, dan hidup berdampingan.

**** **** ****

Setelah keputusan tak tahu malu dan kriminal yang diambil oleh Perdana Menteri entitas Yahudi, Benjamin Netanyahu yang mengklaim Masjid Ibrahimi dan Masjid Bilal bin Rabah masuk ke dalam wilayah peninggalan “Israel”, yang disebabkan oleh kelemahan otoritas Oslo pengkhianat, dan para penguasa jahat, maka muncullah sebuah pernyataan Dr Ali Jam’ah, Mufti Mesir ini untuk menambah kacau dan keruhnya keadaan.

Ia menilai bahwa keputusan pemerintah “Israel” ini bukan hanya menyakiti perasaan kaum Muslim, bahkan menurut pendapatnya ia merupakan pelanggaran yang jelas dan nyata terhadap semua resolusi legitimasi internasional, nilai-nilai moral, prinsip-prinsip agama, dan norma-norma langit lainnya.

Menurutnya jika keputusan ini dilaksanakan, maka hal itu akan menimbulkan konflik agama dan konfrontasi serius, pada saat dunia sedang berbicara tentang dialog antar agama, budaya toleransi, dan hidup berdampingan.

Akan tetapi, bukankah karena dikeluarkan resolusi internasional itu sendiri yang memperkuat posisi Yahudi, dan menancapkan entitas mereka di tanah Islam Palestina? Apakah hati Dr Ali Jam’ah belum yakin dengan Islam, sehingga ia begitu bersemangat dalam mengingatkan, mempromosikan, serta membicarakan tentang dialog antar agama, dan budaya toleransi, padahal ia tahu bahwa “Agama yang diakui oleh Allah hanyalah Islam.

Lalu, bukankah seruan Dr Ali Jam’ah untuk berlindung ke Mahkamah Internasional merupakan tindakan yang disukai oleh para penguasa jahat, sebab hal itu justru membantu mereka dalam melakukan penyesatan dan pembiusan kesadaran umat?

Sebagai seorang Muslim yang berilmu tinggi, tidak sepantasnya ia berbicara tentang legitimasi kecuali berdasarkan hukum-hukum dan keputusan-keputusan Islam. Bahkan seharusnya ia merupakan orang pertama yang mematuhi apa yang telah diwajibkan Islam atas kaum Muslim, terkait wajibnya aktivitas untuk mengembalikan hukum Allah di muka bumi. Begitu juga seharusnya ia yang pertama mengeluarkan pernyataan yang isinya meminta pasukan negeri Kinanah (Mesir) agar membaiat Khalifah yang berjalan di atas metode kenabian, dan memintanya bergerak untuk menolong warga Palestina, membebaskannya dari kotoran dan kejahatan Yahudi, serta mencabut entitas Yahudi dari akarnya. Bukan malah mengarahkan agar meminta solusi dari selain Islam.

Solusi fundamental dan kemuliaan yang sebenarnya bagi umat Islam ada di dalam Islam sendiri, bukan yang lain. Dan di hari (kemenangan) itu orang yang beriman bersukacita dan berbahagia berkat pertolongan dari Allah SWT.

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (TQS. Ali Imran [3] : 85)

Sumber: pal-tahrir.info, 1/3/2010.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*