Departemen Luar Negeri AS menginformasikan kunjungan delegasi pimpinan Deputi Menlu AS, Jim Steinberg dan Deputi Badan Intelijen Nasional AS, David Gompert ke Palestina pendudukan. Kunjungan ini bertujuan menindaklanjuti perundingan strategis antara Zionis Israel dan AS.
Mengenai kunjungan ini, Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa berlanjutnya hubungan ini mencerminkan konsistensi Washington dalam menjamin keamanan Tel Aviv. Bagi Gedung Putih, perundingan strategis AS dan Israel dapat dikatakan sebagai sarana penting untuk membicarakan berbagai masalah yang menjadi perhatian kedua pihak.
Belum lama ini, Kepala Staf Gabungan Militer AS, Michael Molen, juga berkunjung ke Palestina pendudukan. Dalam kunjungan itu, pejabat teras militer AS ini membahas eskalasi kerjasama militer dan strategis antara Tel-Aviv dan Washington.
Kunjungan balik juga dilakukan para pejabat Zionis Israel. Menteri Peperangan Rezim Zionis Israel, Ehud Barack, juga melakukan kunjungan ke Washington. Beberapa hari lalu, Koran Jerusalem Post mengabarkan terpilihnya Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman sebagai penanggung jawab perundingan strategis dengan AS.
Koran itu juga melaporkan, hubungan AS-Israel sudah terjalin cukup lama. Di masa kepemimpinan Perdana Menteri Ehud Olmert, Shaul Mofaz ditunjuk sebagai penanggung jawab hubungan strategis antara AS dan Israel. Menurut laporan Koran Yediot Aharanot, Tel Aviv dalam kurun 10 tahun mendatang, akan menerima bantuan senilai 30 milyar dolar AS dari Washington. Lebih dari itu, AS setiap tahun, memberikan hibah sebesar 3 milyar dolar AS, kepada Rezim Zionis Israel. Dari bantuan sebesar itu, lebih dari 1,8 milyar dialokasikan untuk bantuan militer.
Bantuan-bantuan tersebut masih belum termasuk dengan bantuan-bantuan keuangan dan kemudahan lainnya seperti transaksi militer antara Rezim Israel dan negara-negara Barat. Menurut Koran American Free Press dan Washington Post yang mengutip para pejabat AS, Washington sudah mengucurkan dana 25 triliun dolar AS kepada Tel Aviv.
Tak diragukan lagi, dukungan penuh AS terhadap Zionis Israel membuat rezim ini semakin arogan. Israel yang sudah terbukti melakukan pelanggaran hak-hak asasi manusia, tetap mendapat dukungan dari AS. Uniknya, AS adalah di antara negara yang mengklaim sebagai pendukung hak asasi manusia. Hubungan AS dan Israel dapat diumpamakan seperti piramida yang ditunjang oleh setiap sikunya. Untuk itu, AS tidak akan membiarkan Zionis Israel terkucil di kawasan. (irib.ir, 25/2/2010)