Kuala Lumpur – Pemerintah Malaysia mendesak pemerintah Swedia bertindak tegas atas ulah tiga koran setempat yang memuat ulang kartun Nabi Muhammad yang digambarkan tidak senonoh.
“Malaysia dengan keras mengecam pemuatan ulang kartun Nabi Muhammad oleh tiga koran Swedia pada 10 Maret 2010,” kata Menlu Anifah Aman dalam statemen blak-blakan di luar kebiasaan, pada Sabtu (13/3) malam dan dilansir AFP, Minggu (14/3/2010).
Anifah menyatakan, negaranya prihatin atas tindakan “tercela yang mengabaikan kepekaan dunia Muslim atas nama kebebasan menyatakan pendapat” tersebut.
“Tindakan yang tidak bertanggung jawab itu provokatif dan menyerang sehingga sama sekali tidak bisa diterima,” tegasnya.
“Malaysia meminta pada pemerintah Swedia untuk mengambil langkah-langkah terhadap publikasi semacam itu guna mencegah tindakan yang tak bertanggung jawab itu terulang di masa mendatang, “ujarnya.
Partai Islam konservatif, PAS, menyatakan pihaknya akan mengorganisir demonstrasi setelah salat Jumat mendatang dan mengirimkan surat protes pada Kedubes Swedia atas pemuatan ulang kartun tersebut.
Pemuatan ulang kartun itu juga berimbas pada penangkapan 7 orang dengan tuduhan merancang plot pembunuhan terhadap Lars Vilks, penggambar kartun Nabi yang kepalanya dihargai 100 ribu dolar oleh kelompok tertentu yang terkait Al Qaeda.
Kontroversi ini bermula ketika sebuah koran regional Swedia memajang kartun satir Vilks pada 2007, yang memicu protes kaum Islam di berbagai negara, sementara pemerintah Mesir, Iran dan Pakistan, membuat protes resmi. (detik.com, 14/3/2010)
negara-negara bangsa yang penduduk dominannya muslim tidak akan pernah mampu menjaga kemuliaan islam dan rasulnya, paling hanya sebatas protes dan demo, paling banter penarikan dubes. hanya NKRI, Negara Khilafah Rasyidah Islamiyyah saja yang akan mampu karena ia adalah sarana menerapkan islam secara kaffah/ totalitas, mensejaterakan umatnya, menjaga akidah umatnya, mengemban dakwah ke seganap alam, memberikan kemuliaan bagi umat islam di dunia hingga akhirat. wahai kaum muslimin, mari bersama HT memperjuangkannya