Sementara hampir separuh penduduk Somalia sedang dilanda kelaparan, Amerika malah mencegah PBB untuk memberikan makanan yang sangat dibutuhkan mereka. Menurut dokumen yang diperoleh New York Times, Amerika menuntut agar lembaga-lembaga bantuan menjamin tidak ada biaya yang dibayar “atas jalan-jalan, pelabuhan-pelabuhan, gudang-gudang, lapangan udara atau titik-titik transit lainnya” yang dikendalikan oleh para pejuang Shabab. Sejak Shabab dan milisi lain mengendalikan lebih dari setengah wilayah konflik, tindakan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memenuhi keinginan Amerika itu berarti membuat kelaparan atas sekitar tiga juta orang.
Memang, jika bantuan-bantuan internasional dibatasi pada kawasan-kawasan yang dikendalikan rezim boneka yang didukung Amerika, hanya beberapa wilayah di ibukota Mogadishu, yang akan mendapatkan bantuan makanan. Ketika posisi ‘Boneka Somalia’ kepunyaan Amerika tidak dapat dipertahankan, Amerika menekan sistem pengiriman makanan PBB, yang berakibat menghukum seluruh penduduk Somalia.
Operasi bantuan makanan PBB ke Somalia yang dikirmkan pada tahun 2009 hanyalah setengah dari yang dikirimkan pada tahun 2008. Pada tahun 2007, para pejabat PBB menyatakan Somalia mengalami “krisis kemanusiaan terburuk di Afrika … lebih buruk dari Darfur,” Sebagai akibat invasi Ethiopia yang didukung Amerika pada akhir tahun 2006.
Dengan demikian, Amerika Serikat telah melancarkan perang secara terus-menerus terhadap rakyat Somalia, secara langsung atau melalui perpanjangan tangan, selama lebih dari tiga tahun dengan berkedok “perang melawan teror.” (khilafah.com, 14/3/2010)
pertama, sunguh jelas wajah keji amerika, masih adakah orang yang menutup mata dengan mengidolakan amerika? tenti kita tidak membenci penduduk amerika karena yang jahat adalah pemerintahnya. yang kedua nampak bahwa PBB adalah lembaga yang mandul yang bisa disetir oleh amerika