Tolak Obama dari Studio Metro TV

Obama, lebih dari satu tahun memimpin Amerika. Banyak pihak kecewa, bahkan anti pati padanya lantaran janjinya hanya bualan saja. Menjalin mutual respect dengan Dunia Islam hanya isapan jempol belaka.

Janji  menarik seluruh tentara di Irak tidak kunjung nyata, malah menambah 30.000 pasukan ke Afghanistan membuat rakyatnya makin sengsara. Obama juga tidak berucap walau sepatah kata terkait pembantain Israel Raya terhadap warga Gaza, Palestina, yang menelan korban sekitar 1500 nyawa.

“Meskipun saya kecewa karena Obama tidak dapat merealisasikan janjinya, saya harus meyakini kekuatan dialog untuk menyelesaikan masalah yang ada,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin lewat layar konferensi jarak jauh dalam acara Metro Hari Ini (17/3) petang di Metro TV.

Pernyataan Din pun dibantah Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto. “Dialog itu penting bagi orang yang menghargai dialog, tapi itu tidak akan ada artinya bila yang kita hadapi itu hanya menggunakan logika kekuatan,” sanggah satu-satunya narasumber yang berada di studio Metro TV, Jakarta.

“Maksud Anda Amerika menggunakan logika kekuatan?” tanya moderator MHI kepada narasumber yang berada disebelahnya itu.

Ismail pun menjawabnya dengan mencontohkan penjajahan terhadap Palestina. “Dari dulu dialog dilakukan, berbagai resolusi diputuskan PBB, presiden Amerika silih berganti tetapi Amerika tetap saja dengan logika kekuatannya medukung penuh penjajahan Israel di Palestina!” paparnya.

Kenyataan tersebut diakui pula Pengamat Hubungan Internasional William Liddle. “Kebijakan Amerika tidak berubah sejak dulu, jadi saya juga tidak terlalu optimis Obama akan menyelesaikan masalah Palestina karena di Amerika orang yang mendukung Israel jauh lebih banyak dibanding yang mendukung Palestina,” aku guru besar Universitas Negeri Ohio Amerika itu lewat layar konferensi jarak jauh.

Namun Din menyatakan harapan dan optimismenya bahwa kedatangan Obama ke Indonesia bisa membawa perbaikan hubungan Amerika dengan Dunia Islam. Ismail pun kembali menyanggah ketika moderator bertanya, “Apakah Anda tidak berharap dan optimis?”.

“Harapan dan optimis itu harus punya dasar, sebenarnya kita ingin berharap dan optimis tetapi dasarnya itu tidak ada, lebih dari satu tahun Obama tidak bisa memenuhi janjinya terhadap Dunia Islam!” sanggahnya.

“Satu tahun itu kan waktu yang sebentar…” timpal sang moderator. “Satu tahun itu bisa disebut sebentar, bisa juga disebut lama, tapi yang pasti itu adalah waktu yang cukup untuk menarik pasukannya dari Irak!” tandas Ismail.

Kemudian William Liddle memberikan alasan mengapa Obama tidak menarik pasukan dari Irak. “Satu-satunya negara Arab yang yang demokratis adalah Irak, Irak sudah pemilu dua kali, pemerintahan yang sah di Irak meminta Obama untuk tidak menarik dulu pasukannya dari Irak!,” kelitnya.

Betapa naifnya ucapan Professor Liddle ini, padahal masyarakat dunia tahu pemimpin Irak dimaksud adalah bonekanya Amerika. Puluhan nyawa rakyat Irak mejadi tumbal untuk menaruh boneka lugu itu di kursinya Saddam Hussen.

Hal itu dilakukan pemerintah Amerika demi memenuhi hasrat perusahaan multi nasional (MNC) Amerika. Sehingga Bush, pendahulu Obama, menghancurkan rezim Saddam dan membantai rakyat Irak dengan dusta bahwa Irak mengembangkan senjata biologis pembunuh massal.

Kemudian Ismail menjelaskan posisi Amerika dan dunia Islam bahwa Dunia Islam sebenarnya merupakan korban dari penjajahan Negara Kapitalisme Amerika Serikat. Maka kalau memang ucapan Obama bukan sekedar bualan belaka maka Amerika harus menarik semua pasukannya dari Irak, Afghanistan, Pakistan, dll.

“Tapi mengapa Anda memusuhi Obama dan menolak kedatangannya?” tanya moderator MHI kepada Ismail.

“Kita wajar menegaskan pendirian kita, bila Islam itu diserang maka kita bereaksi. Jadi penolakan ini hanyalah reaksi bukan memusuhi,” dalih Ismail.

Kemudian Din menyarankan agar reaksi yang dilakukan HTI tidak dengan cara kekerasan.

“Hizbut Tahrir, dalam aksinya itu, tidak pernah punya catatan membuat tindak kekerasan, 15 ribu massa tolak Obama pada 21 Maret nanti pun, insya Allah, demikian,” pungkasnya dalam acara yang bertema Obama dan Islam tersebut. (mediaumat.com, 18/3/2010)

8 comments

  1. maju terus ustd Ismail, umat islam skg sdh tidak kuasa lagi hidup di jajah olh musuh2 islam. hanya sabar dan iman yg umat miliki. satu2nya kekuatan kita yg tersisa adalah ideologi islam yg ada di dada org2 yg ikhlas. dan kita akan bangkit dg ideologi itu. insyaAllah.

  2. Saksikan rekamannya di sini :
    1. Metro hari ini : Ismail Yusanto, Din Syamsuddin, William Liddle
    http://syariahpublications.com/2010/03/18/obama-dan-islam/

    2. Todays Dialogue : Rohmat S Labib, Ali Mochtar Ngabalin, Luthfie Assyaukanie, Bara Hasibuan
    http://syariahpublications.com/2010/03/18/todays-dialogue-obama-digadang-obama-ditentang/

  3. Saksikan rekamannya di sini :
    1. Metro hari ini : Ismail Yusanto, Din Syamsuddin, William Liddle
    http://syariahpublications.com/2010/03/18/obama-dan-islam/

    2. Todays Dialogue : Rohmat S Labib, Ali Mochtar Ngabalin, Luthfie Assyaukanie, Bara Hasibuan
    http://syariahpublications.com/2010/03/18/todays-dialogue-obama-digadang-obama-ditentang/

  4. Yg punya rekaman di metro dan tv one mohon bisa di share ya…ada saran download dimana?Tolak obama …

  5. Subhanalloh, logika akal dan nurani hati saya 100% sesuai dg yang dikatakan ustad Ismail,.,.Allohuakbar ya Alloh.,.,.suatu saat Engkau akan memenuhi jawaban atas jeritan hati kami ya Alloh.,.

  6. Salut for Muhammad Ismail Yusanto!

  7. Semoga apa yang telah dilakukan selama ini membuka pikiran dan hati penduduk negeri ini. Alhamdulillah, segala peristiwa dan momentum mampu dijadikan kesempatan untuk mendapat dukungan ummat. Pun momen kedatangan Obama ini. Para Ulama sudah mampu berfikir lebih. Karena isu kedatangan Obama, termasuk “area” yang sangat amat kecil peluangnya untuk mereka ikut berbicara. Kini sudah ribuan ulama, ikut bicara menolaknya.

  8. allahu akbar….
    terus bela islam saudaraku..

    ana sangat kecewa dengan moderatornya.. sebab dia tidak netral dalam memberikan kesempatan kepada semua narasumber dengan adil,, contohnya ketika ust labib ber argumen tidak hanya lutfi assyaukani yang memotong tapi juga seorang NAJWA SHIHAB…

    syukran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*