NATO mengumumkan tentang seorang tentara tewas di Afghanistan. Ini menambah jumlah pasukan pendudukan yang tewas di Afghanistan sejak awal tahun menjadi 134 orang. Hal inilah yang membuat Menteri Pertahanan AS, Robert Gates mengakui hari Rabu lalu bahwa tekanan militer pada gerakan Taliban tidak membuatnya lemah sama sekali.
Dalam pernyataannya, NATO menjelaskan pada hari Kamis bahwa serangan terjadi di selatan Afghanistan. Namun, pernyataan itu tidak menjelaskan lebih rinci tentang keadaan insiden, identitas korban, atau kewarganegaraannya.
Ada sekitar 128 ribu tentara pendudukan yang tersebar di Afghanistan, dimana dua pertiganya dari Amerika. Sebagian besar dari 134 orang tentara yang tewas sejak awal tahun 2010 disebabkan oleh alat peledak improvisasi, atau bentrokan dengan gerakan Taliban.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan AS, Robert Gates mengakui pada hari Rabu bahwa tekanan militer pada gerakan Taliban tidak membuatnya lemah sama sekali. Ia berkata: “Waktu untuk rekonsiliasi dengannya atau melucuti senjatanya, sangat sulit diwujudkan sampai sekarang.”
Dalam rapat dengar pendapat di depan Kongres AS, Gates mengatakan: “Daya dorong belum cukup kuat untuk membujuk para pemimpin Taliban bahwa mereka akan menderita kerugian besar dalam (perang).”
Ia menambahkan: “Ketika mereka telah meragukan tentang kemampuannya untuk berhasil, maka itulah saat yang tepat untuk mencapai kesepakatan.” Ia melanjutkan: “Saya tidak yakin bahwa kami telah berhasil mencapai tahapan ini.”
Sebagaimana, Pimpinan Kepala Staf Gabungan, Laksamana Mike Mullen-dalam kesaksiannya di depan Kongres serupa kemarin-memperingatkan optimisme yang berlebihan telah menciptakan eskalasi pembicaraan rekonsiliasi di Afghanistan.
Ia mengarahkan pembicaraannya kepada para anggota Kongres: “Saya prihatin tentang harapan yang mungkin sekali dihasilkan dengan segera, bahwa Anda melihat secercah harapan dalam (upaya perang) ini akan berakhir dengan cepat.” Ia menambahkan: “Saya tidak melihat sama sekali harapan itu. Ini adalah bagian yang sulit…. Proses yang sangat sulit dicapainya.”
Pernyataan para pejabat Amerika ini sejalan dengan pernyataan Muhammad Dawud Abidi, pemimpin Partai Islam Afghanistan yang dipimpin oleh Qolbuddin Hekmatyar yang berkata: “Bahwa partainya siap untuk membawa perdamaian di Afghanistan, dan menjadi (jembatan) untuk Taliban jika AS menarik pasukannya dari negaranya.”
Para perwakilan dari partai Islam di Kabul telah menyerahkan kepada pemerintah Afghanistan rencana damai yang berisi 15 poin, yang paling penting dari semua itu adalah penarikan pasukan pendudukan asing dalam waktu enam bulan, dimulai dari bulan Juli mendatang, dan kelangsungan pemerintah saat ini hanya enam bulan untuk mempersiapkan pemilu tahun depan. (mediaumat.com, 26/3/2010)
syukur Alhamdulillah…
mereka pikir penaklukkan Afganistan semudah film Rambo apa?
Ya Allah kalahkanlah mrk scra TERHINA! Amin.
Allahu Akbar!