Surat kabar Amerika, The New York Times dalam edisi 23/3/2010 mengatakan bahwa “Telah menjadi jelas bahwa ada perselisihan kekuasaan antara sipil dan militer di Pakistan. Dan menjadi jelas pula bahwa pihak militer telah menjadi pihak yang terkuat.”
Beberapa surat kabar Pakistan menyatakan kemungkinan kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Asyfaq Kayani, seorang Panglima Pasukan Pakistan. Surat kabar-surat kabar tersebut mengkritik Amerika Serikat, karena dalam hubungannya dengan Pakistan fokus pada aspek militer.
Dikatakan bahwa Pentagon bisa sangat bahagia jika sebuah kudeta militer yang dipimpin oleh Jenderal Kayani, benar terjadi.
Sungguh, telah dikemukakan pula bahwa Sang Jenderal telah berada di kursi kepemimpinan. Sebab belum pernah terjadi seorang Panglima Pasukan Pakistan memimpin pertemuan para menteri sipil, seperti yang dilakukan oleh Jenderal Kayani.
Dalam hal ini, tampak sekali bahwa Presiden Zardari telah mencapai kelemahan yang serius. Dimana ia telah menyerahkan beberapa otoritasnya kepada Perdana Menterinya, Gilani. Sementara masalah korupsi masih menghantuinya. Bisa jadi ia terancam diadili jika Amerika berkehendak menjatuhkannya untuk membuatnya turun tahta seperti yang terjadi pada pendahulunya, Pervez Musyarraf. Dan Panglima Angkatan Bersenjata, yang selanjutnya bertindak seolah-olah presiden, yang memimpin pertemuan tingkat menteri. Keadaan seperti ini tidak mungkin terjadi di suatu negara kecuali jika Panglima Pasukan itu adalah yang memerintah negeri itu.
Perlu dicatat bahwa Kayani saat ini sedang melakukan kunjungan ke Amerika, dan di sana ia melangsungkan apa yang disebutnya dengan dialog strategis. (kantor berita HT, 28/03/2010)