Saiful Islam, putra Gaddafi, yang memimpin Libya pada 23/3/2010 mengumumkan bahwa “Negara Libya mengumumkan pembebasan 214 tahanan dari kelompok Islam, termasuk 100 orang terkait kelompok yang ada di Irak, dan 34 orang dari Kelompok Pejuang Islam.”
Ia tidak mengumumkan identitas sisanya, dimana negara Libya telah memutuskan untuk membebaskannya. Peristiwa ini digambarkan sebagai “peristiwa bersejarah yang sangat penting.” Ia mengucapkan terima kasih kepada ayahnya atas “keputusannya yang sangat berani”.
Dan yang mencolok sejak beberapa tahun yang lalu, Saiful Islam putra Gaddafi memperlihatkan atau melakukan inisiatif sebagai orang untuk memiliki karakter positif dalam politik, dan terhadap rakyat.
Termasuk pengumuman baru-baru ini tentang pembebasan kaum Muslim yang membawa senjata, yang mereka itu bertempur melawan Amerika di Irak.
Selama ini tampak jelas bahwa Saiful Islam Gaddafi sedang memperlihatkan gambaran positif, yang membuatnya menjalankan peran dan inisiatif yang memiliki karakter dan fakta positif dalam politik, dan sehingga meninggalkan pengaruh positif pada rakyat.
Padahal semua tahu, bahwa ia tidak memiliki tugas resmi apapun dalam negara. Semua ini menunjukkan bahwa Gaddafi sedang menyiapkan putranya, Saiful Islam untuk mewarisi kepemimpinannya di negara di Libya. Jadi, dengan ini, ia sedang mengikuti sejarah para pemimpin Arab lainnya yang mewariskan pemerintahan dan kepemimpinan kepada anak-anaknya. (kantor berita HT, 28/03/2010)