Majalah Jerman, Der Spiegel edisi 24/3/2010 mempublikasikan wasil wawancaranya dengan Presiden Sudan, Omar al-Bashir. Dalam wawancara itu, al-Bashir membenarkan pembelaannya tentang hak pemisahan diri Sudan selatan, yang didasarkan pada hak rakyat, terkait apa yang mereka inginkan, dan itu ketika referendum; serta didasarkan juga pada tindakan bangsa-bangsa kafir yang memutuskan pemisahan secara sukarela. Ia berkata: “Sungguh, Ceko dan Slowakia merupakan model terbaru yang dibuat untuk hidup berdampingan secara damai, dan persahabatan antara kedua negara yang pernah bersatu dalam beberapa waktu.”
Omar al-Bashir adalah presiden rakyat Muslim, tetapi dalam kebijakannya ia menyatakan bahwa ia tidak berdasarkan pada Islam, melainkan berdasarkan pada pendapat rakyat terkait apa yang menjadi keputusannya; serta berdasarkan pada tindakan bangsa-bangsa kafir yang tidak dapat hidup berdampingan satu sama lain, bahwa ia memutuskan pemisahan seperti model rakyat Ceko dan Slowakia.
Padahal Islam, yang menjadi agama al-Bashir dan manyoritas rakyat Sudan mengharamkan pemisahan dan perpecahan, serta mengharamkan memberikan hak pemisahan bagi siapapun yang memiliki kewarganegaraan suatu negara, dan juga mengharamkan berdasarkan pada hawa nafsu masyarakat, dan haram menjadikan apa yang dilakukan masyarakat, atau apa yang dilakukan bangsa Barat atau Timur sebagai model atau contoh. (kantor berita HT, 28/03/2010)