BEOGRAD- Parlemen Serbia hari ini meminta maaf atas pembantaian ribuan warga muslim Bosnia di Sebrenica dalam perang yang berlangsung pada 1991-1995. Dalam resolusi yang disepakati Rabu pagi, koalisi berkuasa pro-Eropa menyatakan “Negara Balkan turut berbelasungkawa dan permintaan maaf kepada keluarga korban karena tidak melakukan langkah yang cukup untuk mencegah tragedi itu”.
Resolusi yang disahkan dengan mayoritas suara tipis itu juga mengecam pembunuhan itu. Namun mereka menolak untuk menyebut tragedi bagi Bosnia itu sebagai “genosida”. Mereka juga menyesal tidak berbuat cukup untuk mencegah kejahatan kemanusiaan itu terjadi.
Ini pertama kalinya pemerintah Serbia mengaku bertanggung jawab atas insiden itu. Koalisi partai berkuasa pro-Barat, Demokrat dan Sosialis, berharap sikap itu makin memuluskan langkah mereka bergabung dengan Uni Eropa. “Kami mengambil langkah beradab yang dilakukan orang-orang yang bertanggung jawab secara politis atas kejahatan perang yang berlangsung Sebrenica,” kata Branko Ruzic, anggota parlemen dari Partai Sosialis, yang semasa perang dipimpin oleh Slobodan Milosevic.
Mahkamah Kejahatan Internasional telah menetapkan Jenderal Ratko Mladic dan Milosevic sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pembantaian sekitar 8.000 pria dan anak lelaki muslim Bosnia itu.
Pembantaian lima hari itu diperingati setiap tanggal 11 Juli dan merupakan pembantaian Eropa terburuk sejak perang dunia kedua.
Negara bekas Yugoslavia terbesar telah diterapkan untuk keanggotaan Uni Eropa dan berharap untuk diterima sebagai negara calon tahun depan. Resolusi juga bertujuan untuk membedakan Serbia dari Slobodan Milosevic, presiden digulingkan yang meninggal empat tahun lalu saat diadili di Den Haag untuk kejahatan perang dan genosida.
Nada Kolundjija, kepala parlemen bagi koalisi pro-Uni Eropa, berkata, “Dengan dokumen ini, kita mengaku bersalah, baik dari rakyat maupun negara kita.” (republika.co.id, 31/3/2010)
lho kok judul dan isi berita tidak nyambung ya
Afwan, sepertinya judul dengan isi tidak cocok