Keluarga-keluarga Tuna Wisma Amerika Jadikan Motel-Motel Murah Rumah Mereka

Sebagian korban krisis keuangan di Amerika terpaksa pindah ke motel-motel kelas murahan. Menurut laporan, satu dari 50 anak-anak Amerika mengalami kehidupan tanpa rumah, dan jumlahnya terus bertambah.

Sebagian korban krisis Kuangan di Amerika terpaksa pindah ke motel-motel kelas murahan. Menurut laporan, satu dari 50 anak-anak Amerika mengalami kehidupan tanpa rumah, dan jumlahnya terus bertambah. Soeprapto membawakan laporan selanjutnya.

Pusat Nasional mengenai Keluarga Tuna Wisma memperkirakan 1,5 juta anak-anak Amerika keluarga mereka tidak memiliki rumah dalam kurun waktu antara 2005 dan 2006. Pusat itu juga mengatakan, masalah tuna-wisma di Amerika agaknya akan memburuk tahun ini karena kasus penyitaan rumah dan kehilangan pekerjaan yang disebabkan oleh resesi yang terus berlangsung.

Dikatakannya, sebagian keluarga kelas menengah kehilangan rumah mereka, dan karena tidak mampu membayar sewa apartemen, sekarang terpaksa pindah ke motel-motel kelas murahan.

Diantara mereka yang mengalami nasib malang itu adalah Johnny dan Tammy Garza serta keempat anak mereka. Kata Johnny, “Sungguh berat terpaksa tinggal di motel dengan kamar-kamarnya yang kecil untuk banyak orang seperti kami ini”.

Johnny Garza, seperti banyak orang kelas menengah Amerika yang senasib, adalah korban krisis keuangan nasional, dan sekarang terpaksa hidup di motel murahan. Kata Tammy Garza, “Kami memiliki dua tungku pemanas di sana dan oven kecil untuk memasak, dan beberapa panci dan periuk.

Dengan berkendaraan ke seluruh Amerika, dapat dilihat motel-motel kecil di banyak komunitas. Sewa mereka murah untuk tinggal menginap sementara. Banyak laporan bahwa dengan semakin banyaknya keluarga tuna-wisma, motel-motel tidak lagi merupakan tempat sementara.

Jim Palmer dari Misi pertolongan Orange County mengatakan, semakin banyak keluarga yang menjadi korban krisis ekonomi.

Tetapi masih ada juga orang-orang yang bernasib tidak semalang Jim Palmer, misalnya Jonathan Emison dan pacarnya. Mereka masih agak beruntung memperoleh kesempatan untuk pindah dari motel ke apartemen yang disubsidi. Tinggal di motel masih lebih baik daripada hidup di mobil, di jalan umum, tetapi Emison mengatakan, bahwa ada juga bahayanya bagi keluarga. Kata Jonathan Emison, “Bahayanya, tidak tahu juga, kalau-kalau ada penjahat merampok, kalau ada penjahat yang mengancam anak-anak.

Keluarga Garza berharap dapat pindah ke apartemen dalam beberapa bulan mendatang.. Kata Tammy Garza, “Saya beruntung, bulan lalu saya mendapat pekerjaan di rumah-sakit.

Daftar keluarga tuna wisma yang menunggu untuk pindah ke motel kelas murahan yang ditempati keluarga Grza sudah banyak, dan akan semakin banyak kalau keadaan ekonomi tidak membaik.

Demikian nasib keluarga di Amerika akibat krisis ekonomi yang melanda negara Pam Sam ini. (voanews.com, 4/4/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*