JAKARTA -Televisi disebut sebagai media yang mudah dijangkau oleh siapa saja termasuk oleh anak-anak. Televisi juga dikenal sebagai salah satu media yang memberi pengaruh terhadap anak.
Di Indonesia, banyak tayangan televisi yang khusus dibuat untuk anak, tapi tayangan yang sehat masih sedikit jumlahnya. Diakui oleh anggota Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA), Nina Mutmainah Armando, sudah banyak terjadi perubahan ke arah positif pada tayangan anak di Indonesia dibanding 2004 lalu.”Jika dahulu tayangan anak berlabel merah porsinya paling besar lebih dari 50 persen, maka di 2010 ini porsi sudah bergeser menjadi 30 persen saja,” tutur dia, Ahad (11/4).
Tapi porsi tersebut, menurut Nina, masih cukup besar karena tayangan berlabel merah (berbahaya bila ditonton anak) memberi pengaruh tidak baik pada anak. Sementara porsi tayangan lainnya sekitar 30 persen berlabel kuning (hati-hati butuh pendampingan orang tua), dan sekitar 30 persen sisanya berlabel hijau (aman ditonton oleh anak).
Idealnya, menurut Nina, tayangan anak yang muncul di televisi 70 persennya masuk golongan label hijau. Sehingga saat si anak menonton tayangan khusus anak di televisi tidak terpengaruh nilai-nilai negatif.
Meski diakui Nina anak pun jangan dididik steril hanya mengetahui hal-hal atau nilai-nilai yang baik saja.”Anak-anak juga perlu mengetahui perilaku yang tidak bagus agar mereka bisa belajar realitas kehidupan dan bisa membedakan yang baik dan tidak,” jelasnya. (republika.co.id, 11/4/2010)
ko bisa ya,seperti itu harusnya ada counter dari pemerintah.ttg tayangan untuk anak2 kita.tidak sembarangan untuk menayangkan sesuatu harusnya.