Dr. Hassan Khater, Sekretaris Jenderal Organisasi Islam-Kristen untuk menolong Al-Quds (Yerusalem) dan tempat-tempat suci, hari ini (11/4) membongkar keberadaan (218) sinagog di dalam kota Al-Quds, dan (70) di antaranya berada di dalam Kota Tua.
Khater dalam sebuah pernyataan pers menyebutkan bahwa otoritas pendudukan terus membangun rumah-rumah ibadat (sinagog) dan simbol-simbol keagamaan Yahudi di sebagian besar kota suci. Dan Kota Tua sebagai target utamanya. Ia menegaskan bahwa ada rencana baru yang telah terbongkar baru-baru ini untuk membangun sinagog besar di sekitar Masjid Al-Aqsha, dan hingga di sebelah timur Sinagog Hurva yang telah resmi dibuka pada akhir Maret.
Khater menilai bahwa apa yang dilakukan otoritas pendudukan dalam hal ini bukan untuk memenuhi kebutuhan yang wajar, melainkan untuk mengubah gambaran yang wajar bagi kota suci, dan mengubah karakter alami agama asli yang membedakannya sepanjang sejarah-yaitu karakter Arab Islam-Kristen yang mengakar-menjadi karakter asing yang dibuat melalui inspirasi pendudukan yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh kota dan warganya.
Sekretaris Jenderal Organisasi ini menjelaskan bahwa pendudukan melalui kelompok ekstremis keagamaannya bekerja sesuai dengan rencana yang serius, dan jangka panjang untuk menenggelamkan kota tua dan kota Al-Quds secara umum dengan sinagog dan simbol-simbol keagamaan yang dibuat-buat, dalam upaya signifikan dan serius, yang bertujuan untuk memperkuat identitas keagamaan bagi proyek pemukiman Yahudi, dan menyamarkan identitas proyek ini, yang pada kenyataanya proyek-proyek ini tidak lain adalah kolonialisme era modern, disamping cara menipu dan menyesatkan sebagian besar orang Yahudi di dunia yang masih di luar lingkaran petualangan jahat dan keji ini.
Khater memberikan tanggung jawab penuh kepada masyarakat internasional yang diwakili UNESCO, Organisasi Konferensi Islam (OKI), Vatikan, dan PBB atas apa yang sedang dihadapi Al-Quds, yaitu Yahudinisasi keagamaan yang serius, yang bertujuan mengubah identitas, kesucian, dan sejarahnya.
Khater juga meminta ulama dan pendeta Kristen yang peduli dengan kondisi saat ini dan masa depan Al-Quds untuk segera bertindak, dan mengadakan KTT internasional bagi para ulama untuk mengkaji apa yang dilakukan oleh otoritas pendudukan terhadap Al-Quds untuk menyusun mekanisme dan langkah-langkah efektif guna memberikan kontribusi dalam upaya menyelamatkan kota, dan tempat-tempat sucinya sebelum terlambat.
Khater mengatakan bahwa peran cendekiawan dan tokoh agama-Islam dan Kristen-dalam melakukan pembelaan terhadap Al-Quds sangat lemah dari pada peran para rabi dan kelompok keagamaan Yahudi dalam melakukan Yahudinisasi Al-Quds. Bahkan ia menegaskan bahwa peran cendekiawan dan tokoh agama dalam hal ini adalah sama pentingnya dengan peran para pemimpin dan politisi, terutama pertempuran di panggung Al-Quds dan tempat-tempat suci. (mediaumat.com, 11/4/2010)
laknatullah ala israel