NEW YORK – Serangan militer Israel ke Jalur Gaza selama 22 hari, yang dimulai 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009, bukanlah sebuah peperangan antara pejuang Hamas dan tentara Negara Zionis itu.
Norman G Finkelstein, seorang penulis dan ilmuwan politik Amerika Serikat, menyampaikan pandangan, agresi militer Israel itu lebih tepatnya sebagai sebuah ladang pembantaian, ketimbang sebuah medan pertempuran.
Finkelstein menyampaikan pendapatnya itu di Markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Rabu (7/4). Pernyataan itu disampaikan kepada wartawan di Markas PBB, bertepatan dengan peluncuran buku barunya yang berjudul ”This Time We Went Too Far, Truth & Consequences of the Gaza Invasion”, pada hari yang sama.
Penilaiannya itu mengutip kesaksian sejumlah tentara Israel yang ikut dalam serangan militer tersebut. Para serdadu Israel yang ikut penyerbuan, konsisten dengan pendapat mereka bahwa ”Tak ada pertempuran” dan ”Tak ada musuh di lapangan”.
Agresi Israel ke Jalur Gaza selama tiga pekan itu menyebabkan sedikitnya 1.400 warga Palestina tewas. Jumlah yang tak sebanding dengan kematian di pihak Israel yang 13 orang.
Finkelstein juga mengutip keterangan orang Israel bahwa Israel menang dalam perang di Jalur Gaza. Israel pun dinilai memulihkan kemampuan penangkalnya di wilayah Palestina yang diduduki. ”Israel mengetahui bahwa Hamas tak memiliki pasukan tempur,” kata Finkelstein. ”Bagaimana Anda dapat memulihkan kemampuan penangkal terhadap musuh yang tak memiliki kemampuan berperang?” tambahnya.
Selain menyampaikan fakta tersebut, Finkelstein juga mendesak pers agar berhati-hati dalam penggunaan kata pada berita mereka. Ia mengutip contoh kata seperti ”kontroversial” ketika menggambarkan laporan oleh satu panel AS, yang dipimpin oleh hakim Richard Goldstone, mantan jaksa di pengadilan kejahatan perang PBB bagi bekas Yugoslavia dan Rwanda.
Laporan yang mengungkap kejahatan perang oleh militer Israel di Jalur Gaza itu dikenal dengan nama laporan Goldstone. ”Pada kenyataannya, laporan Goldstone adalah yang paling berhati-hati,” katanya.
”Laporan Goldstone tidaklah kontroversial, itu hati-hati, konservatif, dan bijaksana,” papar Finkelstein yang juga pengarang buku ”Holocaust Industry”.
Tim penyelidik itu menemukan bukti bahwa pasukan Israel dan pejuang Palestina melakukan kejahatan perang serius dan pelanggaran hukum kemanusiaan, yang mungkin menjadi kejahatan terhadap umat manusia. (republika, 12/4/2010)