Surat kabar Inggris, The Times memberitakan bahwa Komandan Pasukan Pakistan di perbatasan dengan Afghanistan menlancarkan serangan keras terhadap NATO yang dimulai menerapkan strategi baru di daerah perbatasan Afghanistan, yang membiarkan ratusan milisi Taliban untuk tetap tinggal dengan sepengetahuan pasukan Amerika.
Surat kabar tersebut dalam edisi hari ini, Kamis (15/4) menjelaskan bahwa seharusnya Said Nukman Komandan Pasukan Pakistan di wilayah suku Bajaur merasa bahagia, setelah selama dua tahun sukses dalam melancarkan pertempuran untuk pengusiran ribuan milisi dari wilayah yang merupakan benteng Taliban. Bahkan, ini merupakan dominasi pasukan Pakistan yang pertama kalinya di daerah itu, sepanjang sejarah negara tersebut.
Namun bukannya ia merasa bahagia dengan semua itu, justru ia sangat marah, karena para pemberontak masih beraktivitas di sepanjang perbatasan dengan provinsi Kunar di Afghanistan, termasuk lembah Kurenjal, di mana pasukan NATO ditarik darinya dalam rangka strategi baru untuk reposisi pasukan di Afghanistan.
Komandan militer itu berkata kepada The Times bahwa “Kita tidak hanya merasa frustrasi, tetapi mereka juga menelantarkan kita.” Dikatakan bahwa menurut pasukan AS di Afghanistan, dan dikuatkan oleh intelijen Pakistan bahwa 700 milisi Taliban melintasi perbatasan, tetapi tidak ada tindakan apapun yang dilakukan Amerika.
Dia menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Afghanistan menuduh Pakistan tidak berbuat maksimal untuk mengatasi milisi ekstremis di wilayahnya. Namun, Pakistan telah mulai melancarkan serangan sejak dua tahun yang lalu, dan sekarang Islamabad mengeluh bahwa Amerika Serikat, NATO, dan Afghanistan tidak menjalankan kewajiban mereka. (mediaumat.com, 16/4/2010)
NATO it is just a symbol of peace,,,but it is kind of animal person