HTI Press. “Sepanjang sistemnya seperti ini (kapitalis) mampukah kita bangkit untuk berkompetensi?”. Demikian pertanyaan bapak Hari, seorang eksportir buah dari Malang, sebagai clossing opininya pada sesi tanya jawab. Acara temu pengusaha muslim malang ini diselenggarakan oleh Komunitas Pengusaha Muslim Rindu Syariah hari Ahad kemarin (25/04), dengan mengambil tema:”Membangun Usaha Penuh Berkah”
“Ada sembilan pintu rizqi bagi para pebisnis karena rizqi pebisnis penuh dengan ketidakpastian, ini berbeda dengan seorang karyawaan yang setiap tanggal satu dia datang ke kasir dan bisa menghitung dengan pasti kapan tanggal tuanya”. Inilah alasan mengapa pengusaha mendapat peluang porsi rizqi yang lebih menurut Harun Musa, Pengusaha Multi Media dari Surabaya. Selaku pembicara Harun menyarankan kepada para pengusaha yang hadir agar selalu dekat kepada Alloh karena ketidakpastian porsi rizqi tersebut. “Pengusaha harus dekat dengan Alloh. Alloh akan memudahkan jalan. Jangan mindsetnya kebalik jika menolong agama Alloh provit usahanya akan berkurang”
Suhu acara sempat menghangat karena dari 50 pengusaha yang hadir ada yang memberikan komentar agar para pengusaha mengikuti bisnis versi nabi dengan berapi-api. Tohari, pengusaha pavin blok, dalam sharingya menyatakan innama turzaquna bidduafa’ kalian ditolong oleh orang-orang miskin bukan karna kekayaan
Acara ini dimulai pukul 08.00 WIB dan berakhir pukul 11.30 WIB dilaksanakan di Rumah Makan Ringin Asri, jl. Soekarno Hatta 45 Malang. Pembicara kedua adalah M. Karebet W, Direktur SEM Institut Jakarta. Karebet yang kesehariannya juga sebagai seorang konsultan memaparkan bahwa pengusaha eropa selain mereka mencari provit sebesar-besarnya tetapi mereka juga menyisipkan ideologi mereka lewat berbagai iklan yang stereotif terhadap umat Islam semisal iklan cocacola, mobil VW dan lain-lain. Dominasi 4F: Food, Fashion, Fun, Free sEx sangat kuat oleh sebab itu pengusaha Muslim harus mampu menyelipkan ideologinya dalam setiap produk maupun iklannya.
Karebet juga memberi solusi atas permasalahan pengusaha Oon Furqon, pengusaha ternak kambing dan property perumahan, yang terjebak dalam sistem ribawi perbankan konvensional dengan memberikan trik-trik teknis mengubah akad ribawi menjadi Islami yang hal ini disaksikan langsung wakil direktur bank Syariah Malang yang turut hadir.
Terkait dengan persaingan produk yang faktanya dilapangan Indonesia mati kutu dengan Thailand dan China, Karebet memaparkan bahwa ada tiga hal yang urgen yaitu: kebijakan negara, ketaqwaan pengusaha dan kontrol konsumen yang dibangun masyarakat yang mana point pertama itulah yang menentukan menangnya persaingan. Di Thailand dibuat slogan oleh negara yang telah terimplementasikan diranah masyarakat, one tambon one product satu kampung satu produk sehingga sukses menyerbu pasar domestik kita meski secara imani hal itu bersifat ittibari atau semu sebagaimana Jepang dan China. Jadi sistem yang Islamilah yang akan membawa kepada kesuksesan yang hakiki. (Lajnah Ilamiyah HTI DPD II Malang)
Hebat! Mudah-mudahan Gresik juga bisa
bahasan mengenai konsep membangun ekonomi di negara thailand sangat menarik, efektif dan merakyat. saya pikir pola tersebut bisa diterapkan di negari ini, melalui sponsor para pengusaha muslim, HTI dan Bank Syariah pembangunan industri ekonomi yang berbasis syariah dapat diwujudkan di salah satu wilayah/kampung. Perjuangan harus di wujudkan meskipun terasa sulit, tetapi jika dilakukan secara bersama, gotong royong dan berkesinambungan. Insya Alloh cita-cita tersebut akan tercapai