Okinawa Ajang Aksi Protes Kehadiran Pasukan Amerika

Lebih dari seratus ribu warga Okinawa hari Ahad (25/4) melakukan aksi unjuk rasa menentang penempatan pasukan militer Amerika di pulau ini. Rencana penempatan pangkalan militer udara AS di pulau Okinawa saat ini telah menjadi isu politik nasional Jepang dan faktor menegangnya hubungan Tokyo-Washington.

Koizumi Junichiro, Abe Shinzo, Fukuda Yasuo dan Aso Taro merupakan para perdana menteri Jepang dari partai Liberal Demokrat yang berkuasa hingga September 2009 lalu telah menyusun skenario bersekutu dengan AS di bidang militer-keamanan sekaligus menerapkannya. Namun skenario ini dinilai opini publik Jepang sebagai faktor yang menginjak-injak harga diri mereka. Sejatinya, strategi ini diterapkan pemerintah Tokyo dengan tujuan memperkuat posisi mereka di Asia-Pasifik dan juga dalam menghadapi negara-negara tetangga kuat seperti Cina. Mengingat kerjasama ini menghina harga diri mereka, wajar bila rakyat Jepang memrotes kehadiran tentara Amerika di negara mereka selama 65 tahun dan menuntut pengusiran mereka dari Okinawa.

Masalah kehadiran tentara Amerika di Okinawa dan dampak politik dan moralnya menjadi alasan yang cukup bagi partai Demokratik untuk mengritik rivalnya dari partai Liberal Demokratik dan akhirnya naik ke tampuk kekuasaan. Selama setahun berkuasa, partai Demokratik berjanji meninjau ulang kerjasama Tokyo-Washington dan memindahkan pasukan Amerika dari Okinawa ke tempat lain di luar Jepang. Sebuah janji yang masih belum dilaksanakan. Kini justru Yukio Hatoyama, Perdana Menteri Jepang yang mendapat tekanan dari pihak AS dan para sekutu politiknya.

Puncak ketidakpuasan warga Jepang kembali pada masalah penempatan pangkalan militer AS di Okinawa yang telah disepakati tahun 2006 lalu. Berdasarkan perjanjian tersebut pasukan Amerika akan dipindahkan dari kota padat Ginowan ke daerah pantai Henoko, Okinawa yang lebih tenang.

Tampaknya upaya PM Hatoyama untuk menemukan tempat alternatif justru mendapat protes hebat rakyat Jepang. Ketua Organisasi Perikanan Jepang kontan menolak kawasan organisasi ini dipakai sebagai tempat pangkalan militer AS. Karena langkah ini bakal merugikan industri penangkapan ikan Jepang. Partai Sosial Demokrat Jepang yang menjadi sekutu partai berkuasa juga menuntut segera dikeluarkannya pasukan militer AS dari Okinawa.

Aksi unjuk rasa rakyat Jepang soal kehadiran pasukan Amerika di masa pemerintahan partai Demokratik menjadi lonceng tanda bahaya bagi partai ini. Karena baru setahun berkuasa, popularitas Yukio Hatoyama telah menunjukkan penurunan drastis. Sementara di bulan Juli nanti akan diselenggarakan pemilu legislatif di Jepang. Pada waktu itu turunnya popularitas Hatoyama bakal teruji dalam pemilu kali ini.

Namun di balik semua upaya yang telah dilakukan Hatoyama, ada satu poin penting yang harus dicermati. Amerika mengklaim telah menguasai pulau ini dalam Perang Dunia II hingga tahun 1972. Tampaknya Amerika ingin mendoktrin masalah ini kepada Jepang bahwa tanpa kehadiran mereka, Jepang dapat menjadi santapan lezat ketamakan Cina dan Uni Soviet. Masalah yang masih menjadi wacana bagi rakyat Jepang. (irib.ir, 25/4/2010)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*