Seorang sipir penjara Israel di pusat penahanan Ashkelon merobek-robek sebuah Alquran menjadi beberapa bagian selama mereka melakukan inspeksi di dalam sel tahanan, seperti dilaporkan lembaga Pusat Tahanan pada Senin kemarin (3/5).
“Tindakan yang dilakukan sipir penjara Israel tersebut sangat menghina dan tidak menghormati Al-Qur’an, organisasi kami mengecam tindakan itu dalam apa yang kami sebut sebagai serangan berkelanjutan terhadap tahanan Palestina di penjara Israel,” kata pernyataan dari lembaga pusat tahanan.
Sebagai tanggapan, organisasi tersebut mengatakan akan memulai pemogokan dan meminta Dinas Penjara Israel untuk membuat permintaan maaf secara resmi, yang kata mereka permintaan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Israel.
Lembaga Tahanan telah meminta lembaga pusat mereka untuk melihat pelecehan yang dilakukan Israel di semua pusat tahanan, kata pernyataan itu.
Sedangkan ketua Mahkamah agung untuk hakim ketua otoritas Palestina, Syaikh Taysir At-Tamini Senin kemarin mengatakan bahwa tindakan sipir penjara Israel yang melakukan perobekan terhadap Al-Quran semakin memperkuat dugaan adanya pelecahan agama maupun fisik yang dilakukan Israel terhadap para tawanan Palestina.
Tindakan itu menunjukkan tingkat “ekstremisme, kebencian agama dan rasisme di Israel,” kata Syaikh At-Tamimi dalam sebuah pernyataan.
Syaikh At-Tamimi mengatakan hal itu bukan kali pertama di mana pasukan Israel tidak menghormati Al-Qur’an yang mulia, setelah sebelumnya mereka melecehkan Al-Quran dengan melakukannya di kamp pengungsi Al-Arroub dan di penjara Megiddo, Alquran menghormati semua agama tapi sipir penjara Israel tidak melakukannya, tambah Syaikh At-Tamimi.
Syaikh At-Tamimi mengatakan insiden tersebut dibawah kendali pemerintah Israel dan layanan pejara Israel bertanggung penuh jawab atas tindakan tersebut. (eramuslim.com, 4/5/2010)