Quds-Sekjen Jihad Islam, Ramadan Abdullah Shallah menuding para pejabat Mesir menahan dan menyiksa warga Palestina saat ingin kembali ke negaranya. Mereka terluka di masa Perang 22 Hari Gaza dan dibawa untuk berobat ke Mesir.
Sekjen Jihad Islam saat diwawancarai televisi Aljazeera menyinggung perlakuan tidak manusiawi pemerintah Mesir seraya mengatakan, “Berdasarkan informasi yang didapatkan, kami baru sadar bahwa sejumlah warga Palestina yang terluka akibat agresi brutal militer rezim Zionis Israel dan dibawa ke Mesir untuk mendapatkan pengobatan ternyata setelah sembuh mereka ditahan selama 50 hari ketika hendak pulang ke Palestina. Mereka ditahan dan disiksa agar mengakui sejumlah masalah oleh para pejabat senior Mesir.”
Sambil mengutip pernyataan sebagian dari mereka yang disiksa oleh personil keamanan Mesir Sekjen Jihad Islam mengatakan, “Sebagian dari mereka yang terluka itu menegaskan bahwa penjara Mesir kembaran Guantanamo di Arab.” Ditambahkannya, “Apa alasan mereka menahan dan menyiksa warga Palestina di Mesir? Langkah yang semacam ini merugikan citra Mesir sendiri.”
Ramadan Abdullah menyatakan, “Proses hubungan dengan Mesir sangat tidak menggembirakan. Warga Jalur Gaza tidak akan pernah menerima segala bentuk blokade, kelaparan dan larangan keluar dari Tepi Barat Sungai Jordan serta tewas akibat gas beracun yang disemprotkan ke terowongan-terowongan.”
Di akhir wawancaranya Ramadan Abdullah mengatakan, “Jujur saja, kami sangat mengharapkan ada orang yang mampu menjembatani kami dan saudara-saudara Mesir kami.” (mediaumat.com, 9/5/2010)
kami juga ikut menangis