Israel telah ditanam di Timur Tengah untuk melayani kebijakan kekuatan Barat, demikian kata seorang pejabat dari gerakan perlawanan Hizbullah Libanon.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan bahwa Israel sedang digunakan untuk membangun hegemoni di kawasan ini, koresponden Press TV di Beirut, Ali Rizk, melaporkan pada hari Selasa (19/5).
Israel sebelumnya berencana menggunakan Lebanon sebagai basis intelijen, tambah Qassem. Israel harus memperbarui serangannya, Qassem mengatakan, akan ada konsekuensi serius bagi Israel dan Libanon. Meskipun Lebanon akan menang dan mampu bangkit kembali, tambahnya.
Pada akhir April, Israel dan Amerika Serikat menuduh Suriah memasok Hizbullah dengan rudal Scud buatan Rusia. Israel juga baru saja mengirim pasukan ke dalam kota perbatasan Lebanon dari Abbassiyeh, menembakkan roket di bagian selatan negara, dan melanggar wilayah udara Libanon.
Damaskus, Beirut, dan gerakan Hizbullah sendiri telah menolak tuduhan adanya transfer senjata dari suriah.
Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri dan Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Muallem telah menarik tuduhan dan klaim Washington bahwa Irak memiliki senjata pemusnah massal, yang digunakan sebagai alasan utama invasi pimpinan Amerika terhadap Irak pada tahun 2003. (mediaumat.com, 20/5/2010)